Istri Bripka Sukardi, Tirta Sari (45), mengaku tidak punya firasat apapun sebelum kematian suaminya itu. Namun, Tirta Sari sempat bertanya-tanya karena Sukardi tidak meneleponnya, mulai berangkat kerja hingga dikabarkan tewas ditembak orang tak dikenal di depan Gedung KPK, Jakarta Selatan.
"Biasanya telepon, kok tumben dari pagi berangkat sampai kejadian ngga telepon ke saya," kata Tirta Sari di kediamannya, Jalan Cipinang Baru Raya RT 8/RW6 Blok J, Jakarta Timur, Rabu (11/9/2013).
Â
"Tumben seharian ini ngga ada kabar ke mana. Biasanya kalau Bapak ngga telepon, dia terlambat pulang," tambah dia.
Menurut Tirta Sari, suaminya itu bisa berangkat kerja dari rumah ke kantornya yang berada di Jakarta Utara sekitar pukul 07.30 WIB. Dan pada waktu berangkat kerja pada Selasa 10 September itulah Tirta mengaku terakhir kali berkomunikasi dengan Bripka Sukardi.
Tirta Sari mengaku mendapat kabar kematian suaminya dari tetangganya yang juga seorang polisi. Tetangga itu memintanya untuk melihat televisi yang memberitakan masalah penembakan tersebut.
"Ada polisi tetangga juga yang piket yang kasih tahu. Langsung saya lihat di televisi, sudah kelihatan nama, motornya warna merah, baru bisa saya yakin. Saya tidak ada firasat," tutur Tirta Sari.
Sukardi meninggalkan seorang istri, Tirta Sari (45), dan tiga orang anak, yaitu Dita Kardina (19), Devi Novita Sari (17), dan Muhammad Adi Wibowo (8).
Penembakan itu terjadi di depan Gedung KPK, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa 10 September, sekitar pukul 22.15 WIB. Saat itu, Bripka Sukardi yang mengendarai motor Honda Supra B 6671 TXL tengah mengawal iring-iringan 6 tronton yang menuju ke Setia Buri. (Eks)
"Biasanya telepon, kok tumben dari pagi berangkat sampai kejadian ngga telepon ke saya," kata Tirta Sari di kediamannya, Jalan Cipinang Baru Raya RT 8/RW6 Blok J, Jakarta Timur, Rabu (11/9/2013).
Â
"Tumben seharian ini ngga ada kabar ke mana. Biasanya kalau Bapak ngga telepon, dia terlambat pulang," tambah dia.
Menurut Tirta Sari, suaminya itu bisa berangkat kerja dari rumah ke kantornya yang berada di Jakarta Utara sekitar pukul 07.30 WIB. Dan pada waktu berangkat kerja pada Selasa 10 September itulah Tirta mengaku terakhir kali berkomunikasi dengan Bripka Sukardi.
Tirta Sari mengaku mendapat kabar kematian suaminya dari tetangganya yang juga seorang polisi. Tetangga itu memintanya untuk melihat televisi yang memberitakan masalah penembakan tersebut.
"Ada polisi tetangga juga yang piket yang kasih tahu. Langsung saya lihat di televisi, sudah kelihatan nama, motornya warna merah, baru bisa saya yakin. Saya tidak ada firasat," tutur Tirta Sari.
Sukardi meninggalkan seorang istri, Tirta Sari (45), dan tiga orang anak, yaitu Dita Kardina (19), Devi Novita Sari (17), dan Muhammad Adi Wibowo (8).
Penembakan itu terjadi di depan Gedung KPK, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa 10 September, sekitar pukul 22.15 WIB. Saat itu, Bripka Sukardi yang mengendarai motor Honda Supra B 6671 TXL tengah mengawal iring-iringan 6 tronton yang menuju ke Setia Buri. (Eks)