Teror terhadap polisi belakangan semakin sering terjadi dalam 2 bulan terakhir. 5 Anggota Polri meninggal dunia ditembak orang tak dikenal. Rangkaian teror ini diyakini dilakukan oleh kelompok yang menyimpan kebencian terhadap polisi terutama Densus 88.
Dalam tayangan Liputan 6 Petang SCTV, Rabu (11/9/2013), pada penghujung Juli 2013, teror dengan sasaran polisi mengejutkan publik. Aipda Patah Saktiyono, anggota Satuan Lalu Lintas Polres Metro Jakarta Pusat menghembuskan nafas terakhir setelah ditembak orang tak dikenal di Jalan Cirendeu Raya, Ciputat, Tangerang Selatan.
11 Hari berselang, teror terhadap polisi kembali terulang. Misteri pembunuhan kasus Aipda Patah belum juga terungkap aksi teror kembali terulang. Aiptu Dwiyana anggota Polsek Metro Cilandak ditembak orang tak dikenal saat dalam perjalanan pulang di Jalan Otista Raya, Ciputat.
Teror terus menjadi mimpi buruk yang menghampiri polisi. Masih bulan Agustus, Aipda Kus Hendratmo, anggota Polsek Metro Pondok Aren tewas ditembak saat dalam perjalanan untuk apel malam di Mapolsek. Pelaku juga menembak rekan korban, Bripka Maulana, yang sempat menabrak sepeda motor pelaku.
Dan tadi malam, polisi kembali jadi sasaran teror setelah Aipda Anumerta Sukardi tewas ditembak di depan Kantor KPK.
Serangkaian teror terhadap polisi menyisakan tanya, adakah aksi itu dilakukan kelompok tertentu secara sistematis? Menurut pengamat masalah terorisme Al Chaidar, rentetan teror dilakukan kelompok yang menyimpan kebencian terhadap polisi terutama Densus 88
Polisi belum mengambil kesimpulan motif pembunuhan Aipda Anumerta Sukardi. Namun dari penyelidikan sementara, senjata yang digunakan berbeda dengan yang digunakan pada kasus-kasus sebelumnya. (Ali/Sss)
Dalam tayangan Liputan 6 Petang SCTV, Rabu (11/9/2013), pada penghujung Juli 2013, teror dengan sasaran polisi mengejutkan publik. Aipda Patah Saktiyono, anggota Satuan Lalu Lintas Polres Metro Jakarta Pusat menghembuskan nafas terakhir setelah ditembak orang tak dikenal di Jalan Cirendeu Raya, Ciputat, Tangerang Selatan.
11 Hari berselang, teror terhadap polisi kembali terulang. Misteri pembunuhan kasus Aipda Patah belum juga terungkap aksi teror kembali terulang. Aiptu Dwiyana anggota Polsek Metro Cilandak ditembak orang tak dikenal saat dalam perjalanan pulang di Jalan Otista Raya, Ciputat.
Teror terus menjadi mimpi buruk yang menghampiri polisi. Masih bulan Agustus, Aipda Kus Hendratmo, anggota Polsek Metro Pondok Aren tewas ditembak saat dalam perjalanan untuk apel malam di Mapolsek. Pelaku juga menembak rekan korban, Bripka Maulana, yang sempat menabrak sepeda motor pelaku.
Dan tadi malam, polisi kembali jadi sasaran teror setelah Aipda Anumerta Sukardi tewas ditembak di depan Kantor KPK.
Serangkaian teror terhadap polisi menyisakan tanya, adakah aksi itu dilakukan kelompok tertentu secara sistematis? Menurut pengamat masalah terorisme Al Chaidar, rentetan teror dilakukan kelompok yang menyimpan kebencian terhadap polisi terutama Densus 88
Polisi belum mengambil kesimpulan motif pembunuhan Aipda Anumerta Sukardi. Namun dari penyelidikan sementara, senjata yang digunakan berbeda dengan yang digunakan pada kasus-kasus sebelumnya. (Ali/Sss)