Puluhan pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di pinggir jalan di Pasar Gembrong, Jatinegara, Jakarta Timur, melakukan aksi unjuk rasa. Mereka menolak direlokasi ke dalam Pasar Gembrong Cipinang Besar milik PD Pasar Jaya.
Pantauan Liputan6.com, Jumat (13/9/2013), para pedagang itu melakukan aksi teatrikal. Mereka bersama-sama mengikat leher dengan tali plastik. Mereka ramai-ramai 'bunuh diri'.
Aksi teatrikal itu merupakan bentuk kekecewaan mereka kepada Gubernur Joko Widodo alias Jokowi yang melakukan penggusuran. Sebab, penggusuran itu dilakukan tanpa mempertimbangkan aspirasi para PKL.
"Kami berjanji akan menata pasar agar tidak macet dan tidak memakan jalan. Kami minta tolong pahami dulu pedagang di sini baru ambil kebijaksanaan. Kami minta diskusi, saya harap Jokowi mendengarkan kami," kata Bruri (46), Ketua Paguyuban Pedagang Kaki Lima Pasar Gembrong (PPKLPG) dalam aksi tersebut.
Menurutnya, para pedagang mengaku stres. Sebab, tempat berjualan yang berada di dalam Pasar Gembrong jarang dikunjungi warga. Akibatnya, mereka mengaku tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya.
"Kalau kami direlokasi itu memakan waktu, sementara keluarga kami di rumah membutuhkan makan. Saat direlokasi belum tentu kami dapat pembeli dalam seharian," tambahnya.
Aksi demo ini juga sempat diwarnai kericuhan ketika salah satu pedagang nekat mendirikan kembali lapak dagangannya. Namun, Satpol PP kembali menggusur, dan adu mulut pun terjadi antara pedagang dan Satpol PP. (Eks/Sss)
Pantauan Liputan6.com, Jumat (13/9/2013), para pedagang itu melakukan aksi teatrikal. Mereka bersama-sama mengikat leher dengan tali plastik. Mereka ramai-ramai 'bunuh diri'.
Aksi teatrikal itu merupakan bentuk kekecewaan mereka kepada Gubernur Joko Widodo alias Jokowi yang melakukan penggusuran. Sebab, penggusuran itu dilakukan tanpa mempertimbangkan aspirasi para PKL.
"Kami berjanji akan menata pasar agar tidak macet dan tidak memakan jalan. Kami minta tolong pahami dulu pedagang di sini baru ambil kebijaksanaan. Kami minta diskusi, saya harap Jokowi mendengarkan kami," kata Bruri (46), Ketua Paguyuban Pedagang Kaki Lima Pasar Gembrong (PPKLPG) dalam aksi tersebut.
Menurutnya, para pedagang mengaku stres. Sebab, tempat berjualan yang berada di dalam Pasar Gembrong jarang dikunjungi warga. Akibatnya, mereka mengaku tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya.
"Kalau kami direlokasi itu memakan waktu, sementara keluarga kami di rumah membutuhkan makan. Saat direlokasi belum tentu kami dapat pembeli dalam seharian," tambahnya.
Aksi demo ini juga sempat diwarnai kericuhan ketika salah satu pedagang nekat mendirikan kembali lapak dagangannya. Namun, Satpol PP kembali menggusur, dan adu mulut pun terjadi antara pedagang dan Satpol PP. (Eks/Sss)