Pasangan Bima Arya-Usmar Hariman unggul dalam hitung cepat hasil pemungutan suara Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Bogor. Berita bahagia ini pun disambut baik Ketua Umum DPP PAN Hatta Rajasa.
"Ya memang sangat tipis, tapi dari hasil perhitungan itu keunggulan ada. Ini kemenangan Bima, juga kemenangan rakyat Kota Bogor. Itu yang terpenting. Ya kita bersyukur atas hasil ini, kemenangan Bima ini juga kemenangan warga Kota Bogor," ujar Hatta dalam keterangan tertulisnya yang diterima Liputan6.com di Jakarta, Minggu (15/9/2013).
Walau penetapan secara resmi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) belum keluar, namun pihaknya yakin Bima Arya-Usmar Hariman unggul dalam Pilwalkota Kota Bogor itu. Hasil ini diketahui dari data-data seluruh TPS yang dikumpulkan PAN.
"Dilihat dari suara perolehan Bima Arya, saya bersyukur dan menyambut baik hal ini. Terutama pada pelaksanaan pilkadanya," tulisnya.
"Jadi kami mengimbau semua pihak, marilah kita menjaga suasana aman dan damai sampai pada penetapan hasil oleh KPU nanti," ibuhnya.
Sementara itu, sikap Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bogor yang secara mendadak menunda rapat pleno serentak rekapitulasi dinilai rawan praktik manipulasi suara. Pengamat politik dari Universitas Djuanda, Bogor, Dedi Irawan menyatakan, penundaan rapat pleno di tingkat kelurahan menimbulkan kekosongan agenda pascapemungutan suara pemilihan Walikota Bogor yang digelar. Apalagi ada dua pasangan kandidat yang berdasarkan hasil hitung cepat, suaranya selisih tipis.
Hasil quick count Pilwakot Bogor versi PDIP menunjukkan pasangan Bima Arya-Usmar Hariman unggul. Mereka mendapatkan 33,06% suara. Pasangan nomor urut 2 itu disusul Achmad Ru'yat-Aim Halim Hermana 32,54%, Dody Rosadi-Untung W Maryono 18,74%, Syaiful Anwar-Muztahidin Al Ayubi 9,94%, dan Firman Halim-Gartono 5,72%.
Bima-Usmar juga dinyatakan menang berdasarkan quick count versi Charta Politika Indonesia. Mereka mendapat 35,0% suara. Diikuti Ruyat-Aim 33,1%, Dody Untung 15,8%, Syaiful-Mustahidin 10,0%, dan Firman-Gartono 6,1%. Sementara penghitungan suara resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) setempat akan dilakukan pada Sabtu pekan depan, 21 September 2013. (Ndy)
"Ya memang sangat tipis, tapi dari hasil perhitungan itu keunggulan ada. Ini kemenangan Bima, juga kemenangan rakyat Kota Bogor. Itu yang terpenting. Ya kita bersyukur atas hasil ini, kemenangan Bima ini juga kemenangan warga Kota Bogor," ujar Hatta dalam keterangan tertulisnya yang diterima Liputan6.com di Jakarta, Minggu (15/9/2013).
Walau penetapan secara resmi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) belum keluar, namun pihaknya yakin Bima Arya-Usmar Hariman unggul dalam Pilwalkota Kota Bogor itu. Hasil ini diketahui dari data-data seluruh TPS yang dikumpulkan PAN.
"Dilihat dari suara perolehan Bima Arya, saya bersyukur dan menyambut baik hal ini. Terutama pada pelaksanaan pilkadanya," tulisnya.
"Jadi kami mengimbau semua pihak, marilah kita menjaga suasana aman dan damai sampai pada penetapan hasil oleh KPU nanti," ibuhnya.
Sementara itu, sikap Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bogor yang secara mendadak menunda rapat pleno serentak rekapitulasi dinilai rawan praktik manipulasi suara. Pengamat politik dari Universitas Djuanda, Bogor, Dedi Irawan menyatakan, penundaan rapat pleno di tingkat kelurahan menimbulkan kekosongan agenda pascapemungutan suara pemilihan Walikota Bogor yang digelar. Apalagi ada dua pasangan kandidat yang berdasarkan hasil hitung cepat, suaranya selisih tipis.
Hasil quick count Pilwakot Bogor versi PDIP menunjukkan pasangan Bima Arya-Usmar Hariman unggul. Mereka mendapatkan 33,06% suara. Pasangan nomor urut 2 itu disusul Achmad Ru'yat-Aim Halim Hermana 32,54%, Dody Rosadi-Untung W Maryono 18,74%, Syaiful Anwar-Muztahidin Al Ayubi 9,94%, dan Firman Halim-Gartono 5,72%.
Bima-Usmar juga dinyatakan menang berdasarkan quick count versi Charta Politika Indonesia. Mereka mendapat 35,0% suara. Diikuti Ruyat-Aim 33,1%, Dody Untung 15,8%, Syaiful-Mustahidin 10,0%, dan Firman-Gartono 6,1%. Sementara penghitungan suara resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) setempat akan dilakukan pada Sabtu pekan depan, 21 September 2013. (Ndy)