Sukses

SBY: Habib Munzir Sosok Teduh dan Arif

"Kita mengenal almarhum sebabai sosok yang teduh, pandangannya jernih, nasihatnya selalu kita ingat," ujar Presiden SBY.

Kepergian pimpinan Majelis Rasulullah SAW, Habib Munzir Al-Musawa membuat kehilangan sebagian besar umat Islam, khususnya anggota jamaah yang berdiri 1998 lalu ini. Bahkan, juga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Di mata Presiden SBY, Habib Munzir dinekal sebagai sosok yang teduh yang memiliki pandangan jernih. Sehingga, segala nasihat yang diberikan almarhum semasa hidupnya akan selalu membekas di hatinya.

"Kita mengenal almarhum sebabai sosok yang teduh, pandangannya jernih, nasihatnya selalu kita ingat. Saya selalu bersama alhmarhum, setiap kita mempertingati Maulid Nabi yang dihadiri ratusan ribu jamaah," ujar Presiden SBY saat melayat di kediaman almarhum, Pancoran, Jakarta Selatan, Senin (16/9/2013).

Meski tergolong ulama muda, lanjut Presiden SBY, namun nasihat dan syiar almarhum sungguh bijak. Semasa hidupnya, lanjut Presiden SBY, almarhum dapat membawa masyarakat, khususnya umat Islam menjadi lebih religius.

"Ulama muda di mata kami semua, tapi sungguh arif, sungguh bijak. Nasihat-nasihatnya sesuai denagn yang kita inginkan bersama. Indonesia menjadi negara yang religius, umat Islam yang islami yang membawa keteduhan, yang berperilaku baik, yang peduli pada kaum dhuafa, menegakkan amar ma'ruf nahi mungkar," kagum Presiden SBY.

Habib Munzir menghembuskan napas terakhirnya pada usia 40 tahun. Pria kelahiran 23 Februari 1973 silam meninggal di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Kencana, Jakarta sekitar pukul 15.30 WIB setelah terjatuh dari kamar mandi.

Habib Munzir akan dimakamkan di kompleks pemakaman keluarga Al Haddad atau Habib Kuncung, Kalibata, Jakarta Selatan, siang ini usai salat zuhur. (Rmn/Mut)