Sukses

Miss World 2013 Hanya di Bali, MNC Kecewa

Meski kecewa, Hary Tanoesoedibjo mengaku akan mematuhi keputusan pemerintah tersebut.

Bos media MNC Group Hary Tanoesoedibjo mengaku kecewa dengan keputusan pemerintah yang memutuskan pelaksanaan Miss World 2013 hanya boleh digelar di Bali. Keputusan itu dinilai akan merugikan bangsa Indonesia.

"Kami juga sampaikan kekecewaan, karena perencanaan sudah dilaksanakan cukup lama 3 tahun. Tentunya sejak awal pemerintah sudah tahu, sejak awal dikomunikasikan," kata Hary Tanoe di Jakarta, Senin (16/9/2013).

Menurut dia, persiapan panjang pagelaran Miss World 2013 yang semula akan digelar di Bali dan Jakarta itu bertujuan untuk mengangkat citra Indonesia di mata dunia internasional. Sebab, selain diikuti oleh perwakilan dari banyak negara, kontes ini juga akan diliput oleh banyak media internasional.

"Kontes Miss World terbesar yang pernah diliput media luar negeri, diikutioleh 129 negara, 186 negara di seluruh dunia meliput," katanya. "Belum pernah ada event yang diliput hampir di seluruh dunia," tambah dia.

Hary Tanoe yakin kontes Miss World 2013 akan mengangkat budaya Tanah Air. Selain itu, banyak turis akan beramai-ramai mengunjungi Indonesia  karena paagelaran kontes kecantikan sejagat ini.

"Benefit yang lain banyak sekali. Pariwisata masih rendah, kenerja itu komparatif hanya 8 juta turis. Malaysia 20 juta. Tantangan Indonesia," ujarnya.

Hary Tanoe khawatir dengan berubahnya rencana, yaitu dibatalkannya pelaksanaan di Jakarta akan berdampak buruk terhadap Indonesia. "Yang saya kahwatirkan, keputusan pemindahan ini dapat berdampak terhadap persepsi dari luar negeri. Karena jangan sampai merasakan insecure, kurang aman, kurang nyaman, hukum tidak dapat ditegakan dengna baik. Mudah mudahan tidak," turtur dia.

Meski kecewa, Hary Tanoe mengaku akan mematuhi keputusan pemerintah yang hanya mengizinkan kontes Miss World 2013, dari awal hingga acara puncak pada 28 September, dilaksanakan di Bali saja. "MNC dan seluruh tim menghormati, taat, tunduk jika keputusan penyelengaraan harus dipusatkan di Bali," kata Hary Tanoe.

Pemerintah melalui Menko Kesra Agung Laksono melarang ajang ini digelar di luar Pulau Bali. Menurut Agung, keputusan itu merupakan jalan terbaik mengingat penolakan ormas begitu tinggi.

"Kita tidak izinkan diadakan di luar Pulau Bali. Bukan (hanya) karena tergantung ormas, kami juga pertimbangkan beberapa hal. Memang itu di Bali yang terbaik," kata Agung saat menyambut kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dari luar negeri di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Minggu 8 September lalu. (Eks).