Sukses

Harmonisasikan Jakarta, Jokowi Stop Penambahan Mall

"Ada 173 mall di Jakarta. Kota paling banyak mall-nya di dunia itu ya di Jakarta. Maka dari itu, saya stop," kata Jokowi.

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengungkapkan keinginannya untuk membuat keseimbangan dalam landscape DKI Jakarta. Baik dari sisi ekonomi, budaya, sosial, dan reliji.

Selama ini, menurut politisi PDIP yang karib disapa Jokowi itu, Jakarta terjebak dalam pusaran ekonomi. Terbukti dengan banyaknya pusat belanja dan apartemen mewah yang terus menerus bermunculan di ibukota.

"Ada 173 mall di Jakarta. Kota paling banyak mall-nya di dunia itu ya di Jakarta. Maka dari itu, saya stop (penambahan mall). Harus ada keseimbangan. Seperti Masjid Istiqlal, Sunda Kelapa. Ini konsepnya Bung Karno, bagus sekali," ujar Jokowi saat memberi kuliah umum di PTIQ, Jakarta Selatan, Senin (16/9/2013).

Dengan banyaknya bangunan-bangunan yang bersifat komersil, lanjut mantan walikota Surakarta itu, menyebabkan masyarakat di Jakarta menjadi berperilaku hedonis dan konsumtif. Seharusnya, warga tidak terus dimanjakan atau diberi ruang yang meningkatkan konsumerisme, melainkan juga disediakan sebuah ruang publik yang gratis yang dapat digunakan untuk berinteraksi.

Ia memberi contoh, di mall-mall masyarakat membeli barang sudah sesuai harga yang ditentukan. Lain halnya dengan pasar-pasar tradisional yang menciptakan komunikasi antara penjual dan pembeli dengan kegiatan tawar-menawar. Sehingga selain melakukan kegiatan jual beli, di pasar tradisional terjadi interaksi sosial.

"Sebuah kota yang nyaman itu keseimbangan antara sisi-sisi itu. Harmonisasi landscape menurut saya yang harus diseimbangkan adalah ruang publik agar keluarga bisa menikmati rekreasi gratis dan sehat. Kalau di pasar kan ada tawar-menawar, ada silaturahmi di situ, ini budaya kita," papar Jokowi.

Maka dari itu, Pemprov DKI di bawah kepemimpinannya sedang berusaha mengembangkan pasar-pasar tradisional di Jakarta agar tidak tenggelam oleh pusat perbelanjaan modern. Seperti halnya Pasar Tanah Abang, serta Pasar Benhil yang sebentar lagi akan dibangun.

Dengan berbelanja di pasar-pasar tradisional, Jokowi menambahkan, para petani, nelayan, serta pedagang dan pengusaha UMKM juga ikut disejahterakan. Sehingga tidak hanya pengusaha besar yang kerap mendapatkan keuntungan.

"Ini sebuah pergantian yang sulit dibendung tapi bisa direm sebelumnya. Jangan semuanya diberikan ke yang besar-besar, terus yang kecil dikasih apa? Kalau semua pasar berhasil diperbaiki, setiap tahun ditargetkan 20-30 tahun terus, Insya Allah akan ada keseimbangan," terang Jokowi. (Mut)