Migrant Care mengkritik rencana Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto yang akan menyelamatkan TKI asal Belu, NTT, Wilfrida Soik yang terancam hukuman mati. Penyelamatan itu dinilai akan sangat mengganggu proses hukum yang sedang berjalan. Sebab tak ada koordinasi dari pemerintah Indonesia.
"Dan itu bak pahlawan kesiangan, karena Fraksi Gerindra di DPR juga selama ini pasif dalam merespons kasus-kasus TKI, jadi aksi Prabowo tak lebih hanya sebagai aksi politik jelang pilpres semata," kata Direktur Migrant Care, Anis Hidayah dalam keterangan tertulis, Selasa (17/9/2013).
Tidak hanya itu, kata Anis, aktivitas Prabowo di Malaysia untuk menyelamatkan Wilfrida tak didukung Fraksi Gerindra DPR RI, dalam ikut memperjuangkan Wilfrida melalui parlemen. Karena itu, Anis mengibaratkan aksi solidaritas Prabowo sebagai bentuk aksi politik jelang pemilu 2014 semata.
Anis menilai penyelamatan TKI yang dituduh melakukan tindak pembunuhan terhadap majikan perempuannya, Yeep Seok Pen, itu hanya untuk menarik simpatik publik. Apalagi, Prabowo merupakan Capres dari Partai Gerindra.
Prabowo terbang ke Malaysia sejak hari Jumat, 13 September 2013. Ia bertandang ke negeri Jiran itu dengan tujuan membantu meloloskan Wilfrida dari jerat hukuman mati. Karena ia dituduh membunuh majikannya.
Prabowo berangkat setelah mendapat kabar bahwa Wilfrida yang dipenjara sejak tahun 2010, belum mendapatkan upaya hukum maksimal. Apalagi, pemerintah Indonesia juga tak terlihat membantu Wilfrida dengan serius. (Tnt/Ism)
Migrant Care: Prabowo Pahlawan Kesiangan
Rencana penyelamatan TKI asal Belu, NTT yang terancam hukuman mati Wilfrida Soik tengah dilakukan Prabowo menuai reaksi pedas Migrant Care.
Advertisement