Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham menilai goncangan Akbar Tandjung terhadap pencapresan Aburizal Bakrie tidak akan membuahkan sanksi. Menurut Idrus, Ketua Dewan Pertimbangan Golkar itu hanya akan menerima teguran.
"Saya tantang kepada mereka (Wantim), ajari kami berpartai dan berorganisasi yang baik. Jangan dong diajari kita melanggar, berarti Wantim sudah salah berikan saran, untuk apa kita ikuti. Ini kan jelas (sesuai AD/ART)," ujar Sekjen Golkar Idrus Marham, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (15/9/2013).
Idrus menegaskan tidak pantas bila Akbar diberi sanksi, karena hal itu memalukan. "Malu dong. Azaz berpolitik kan taat peraturan dan kesadaran," ungkapnya.
Selain itu, Idrus juga mengatakan dirinya ingin belajar dari seniornya tersebut. Bahkan, bila dirinya sebagai Sekjen Golkar berbuat salah, Idrus berharap Akbar mau menasihatinya. "Tapi, kalau Sekjen merasa ada yang tidak benar (dengan Wanbin), maka saya akan melakukan perlawanan juga. Kita akan menunjukkan yang benar itu seperti ini, mari kita buka AD/ART," papar Idrus.
Selain Idrus, dalam konferensi pers yang digelar juga hadir beberapa petinggi Golkar, seperti Ketua Fraksi Golkar Setya Novanto, Wabendum Bambang Soesatyo, Ketua SC Nurdin Halid, dan Ketua OC Edy Kuntadi.
Tentangan terhadap wacana konvensi capres yang diusulkan Akbar juga datang dari Wasekjen Gokar Nurul Arifin. Ia menggarisbawahi Akbar harus berpikir 2 kali sebelum membuat pernyataan.
"Kami harap Pak AT bisa menempatkan diri sebagai senior yang tidak mengeluarkan statement yang justru membakar rumahnya sendiri," tegas Nurul Arifin.
Akbar sebelumnya dalam konferensi pers di rumahnya, Jalan Purnawarman No 18, Senopati, Jakarta Selatan, mengatakan Golkar harus menggelar konvensi capres.
"Rekrutmen kepemimpinan harus menciptakan iklim bagi tiap orang yang merasa terpanggil terbuka. Proses demokrasi, partisipasi, dan transparansi itu pernah kami lakukan," kata Akbar.
Pada 2004, Golkar pernah melakukan konvensi capres. Dari konvensi tersebut, pesertanya digadang-gadang menjadi capres yang berprospek. "Ada Pak Wiranto, Pak Aburizal Bakrie, Pak Prabowo, yang sekarang elektabilitasnya tertinggi, Surya Paloh," imbuh Akbar. (Ary/Ism)
"Saya tantang kepada mereka (Wantim), ajari kami berpartai dan berorganisasi yang baik. Jangan dong diajari kita melanggar, berarti Wantim sudah salah berikan saran, untuk apa kita ikuti. Ini kan jelas (sesuai AD/ART)," ujar Sekjen Golkar Idrus Marham, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (15/9/2013).
Idrus menegaskan tidak pantas bila Akbar diberi sanksi, karena hal itu memalukan. "Malu dong. Azaz berpolitik kan taat peraturan dan kesadaran," ungkapnya.
Selain itu, Idrus juga mengatakan dirinya ingin belajar dari seniornya tersebut. Bahkan, bila dirinya sebagai Sekjen Golkar berbuat salah, Idrus berharap Akbar mau menasihatinya. "Tapi, kalau Sekjen merasa ada yang tidak benar (dengan Wanbin), maka saya akan melakukan perlawanan juga. Kita akan menunjukkan yang benar itu seperti ini, mari kita buka AD/ART," papar Idrus.
Selain Idrus, dalam konferensi pers yang digelar juga hadir beberapa petinggi Golkar, seperti Ketua Fraksi Golkar Setya Novanto, Wabendum Bambang Soesatyo, Ketua SC Nurdin Halid, dan Ketua OC Edy Kuntadi.
Tentangan terhadap wacana konvensi capres yang diusulkan Akbar juga datang dari Wasekjen Gokar Nurul Arifin. Ia menggarisbawahi Akbar harus berpikir 2 kali sebelum membuat pernyataan.
"Kami harap Pak AT bisa menempatkan diri sebagai senior yang tidak mengeluarkan statement yang justru membakar rumahnya sendiri," tegas Nurul Arifin.
Akbar sebelumnya dalam konferensi pers di rumahnya, Jalan Purnawarman No 18, Senopati, Jakarta Selatan, mengatakan Golkar harus menggelar konvensi capres.
"Rekrutmen kepemimpinan harus menciptakan iklim bagi tiap orang yang merasa terpanggil terbuka. Proses demokrasi, partisipasi, dan transparansi itu pernah kami lakukan," kata Akbar.
Pada 2004, Golkar pernah melakukan konvensi capres. Dari konvensi tersebut, pesertanya digadang-gadang menjadi capres yang berprospek. "Ada Pak Wiranto, Pak Aburizal Bakrie, Pak Prabowo, yang sekarang elektabilitasnya tertinggi, Surya Paloh," imbuh Akbar. (Ary/Ism)