Kekeringan makin parah di sejumlah daerah. Demi mendapatkan air bersih, warga harus berjalan kaki berjam-jam dan antre bantuan air bersih.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Malam SCTV, Selasa (17/9/2013), setiap hari warga Kecamatan Belik di lereng Gunung Slamet Pemalang, Jawa Tengah ini berjalan berjam jam menyusuri jalan setapak untuk mengambil air di sumber air Ketus yang berada di ketinggian lebih dari 2.000 m di atas permukaan air laut. Tempat ini pun tak pernah sepi dari serbuan warga yang ingin mandi, mencuci, sampai mengisi jerigen.
Baca Juga
Tak mudah untuk menjangkau lokas ini. Jalan setapak yang curam dan terjal harus mereka lalui. Warga terpaksa melakoninya, atau tidak mendapat air bersih. Ini karena satu-satunya sumber mata air yang airnya masih mengalir.
Advertisement
Sekretaris daerah Kabupaten Pemalang Budhi Raharjo mengatakan, sedang berupaya mengalirkan air dari sumber air di Pulosari dan Belik. Dia berharap tahun 2014 air sudah mengalir ke rumah warga.
Hal yang sama dialami warga Desa Gembol, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Setiap hari mereka berebut air bantuan pemerintah setempat. Banyak sumur warga yang mengering. Sungai yang melintas di daerah ini juga sudah tidak ada airnya. Banyaknya warga yang membutuhkan air, membuat satu tangki air habis hanya dalam 1 jam.
"Perlu dibantu terus, seminggu sekali lah, dua minggu sekalilah. Kan kasihan orang di sini," ujar Ngatini, warga yang mengantre air.
Sulastri, warga lainnya juga mengatakan, air sangat dibutuhkan sehingga tidak peduli panasnya cuaca. "Air kan itu kan kepentingan banyak orang, mesti nomor satu, terpaksa panas ya ambil air," katanya.
Warga Dusun Blandit Desa Wonorejo Kabupaten Malang, Jawa Timur juga berbondong bondong mengantre air bersih. Dalam beberapa bulan terakhir, warga kesulitan mendapatkan air karena kekeringan. Untuk mendapatkan air bersih, warga harus berjalan 3 km.
Selain musim kemarau panjang, kekeringan di desa ini juga karena desa berada di ketinggian 900 meter di atas permukaan laut. (Mvi)
Â