Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menegaskan lagi bahwa pembatasan pembangunan mal di ibukota hanya bersifat sementara. Nantinya setelah pembenahan transportasi umum, pusat belanja akan diizinkan dibangun dalam bentuk Transit Oriented Development (TOD) di jalan yang utamanya dilalui oleh Mass Rapid Transit (MRT).
"Sekarang kondisi jalan-jalan yang diminta untuk mal itu sudah buat macet, daya dukung jalan sudah tidak bisa lagi. Tapi setelah MRT jadi, monorel jadi, daerah-daerah TOD ini kita akan kasihkan untuk mal," kata Ahok di Balaikota DKI, Jakarta, Rabu (18/9/2013).
Kemudian, Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan yang juga dihentikan izin pembangunan pusat belanja oleh Pemprov DKI nantinya juga bisa dibangun mal. Namun di ruas-ruas jalan yang akan dilalui MRT.
"Musti lihat kajian jalan. Nanti Jakarta Pusat bisa tambah mal? Bisa. Fatmawati bisa nggak? Bisa. Asal dilewati oleh transportasi massal," ungkap Ahok.
Hal tersebut senada dengan usulan yang sebelumnya disampaikan oleh Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Tutum Rahanta, untuk membangun usaha-usaha komersil di sekitar jalur MRT karena merupakan pusat lalu lintas warga.
"Jadi proaktif kayak pemerintah Singapura. Sebelum mau planning buat usaha, dia udah pengumuman. Wilayah sini mau dibikin MRT, mau dibikin perumahan juga pusat belanja, jadi semua berbondong-bondong ke arah sana. Jadi ini rasional di dalam kepemimpinan," tutur Tutum. (Tnt/Ism)
"Sekarang kondisi jalan-jalan yang diminta untuk mal itu sudah buat macet, daya dukung jalan sudah tidak bisa lagi. Tapi setelah MRT jadi, monorel jadi, daerah-daerah TOD ini kita akan kasihkan untuk mal," kata Ahok di Balaikota DKI, Jakarta, Rabu (18/9/2013).
Kemudian, Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan yang juga dihentikan izin pembangunan pusat belanja oleh Pemprov DKI nantinya juga bisa dibangun mal. Namun di ruas-ruas jalan yang akan dilalui MRT.
"Musti lihat kajian jalan. Nanti Jakarta Pusat bisa tambah mal? Bisa. Fatmawati bisa nggak? Bisa. Asal dilewati oleh transportasi massal," ungkap Ahok.
Hal tersebut senada dengan usulan yang sebelumnya disampaikan oleh Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Tutum Rahanta, untuk membangun usaha-usaha komersil di sekitar jalur MRT karena merupakan pusat lalu lintas warga.
"Jadi proaktif kayak pemerintah Singapura. Sebelum mau planning buat usaha, dia udah pengumuman. Wilayah sini mau dibikin MRT, mau dibikin perumahan juga pusat belanja, jadi semua berbondong-bondong ke arah sana. Jadi ini rasional di dalam kepemimpinan," tutur Tutum. (Tnt/Ism)