Sukses

Penyekapan Zamani, Dipukul Pistol Hingga Kemaluan Diolesi Balsem

"Di dapur, pemukulan terus saya alami, dari digetok pistol kepala saya, disundut rokok, sampai kemaluan saya dikasih balsem," tutur Zamani.

2 minggu sudah Ahmad Zamani harus merasakan pahitnya disekap dan disiksa di sebuah ruko milik PT Benteng Jaya Mandiri di Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Barat.

Peristiwa bermula ketika Ahmad pada 2012 memulai usaha jual-beli saham trading secara online. Namun bukan untung ia dapat, melainkan hutang Rp 1,5 miliar yang harus ia tanggung.

Menurutnya, uang Rp 1,5 miliar harus dibayarkannya kepada rekan-rekan bisnisnya yang bergerak dalam jual-beli saham online itu. Zamani pun kehabisan akal untuk membayar hutang sebesar itu.

"Di tahun pertama alhamdulillah bisa berjalan dengan lancar. Tahun berikutnya yaitu tahun ini, usaha saya ambruk. Setelah ambruk saya berusaha untuk bisa mengembalikan dana-dana itu dari teman-teman. Tapi ada salah satu kawan yang tidak sabar," kata Zamani ketika ditemui di Polsek Tamansari, Jakarta Barat, Rabu (18/9/2013).

Salah satu rekan bisnis Zamani yang tak sabar pembayaran hutang itu menyewa debt collector dari PT Benteng Jaya Mandiri untuk menagih hutang kepada Zamani.

Namun sial bagi Zamani, bukan ditagih hutang secara baik-baik, para debt collector malah menculik dan membawanya dari rumahnya di daerah Cilacap, Jawa Tengah menuju Jakarta.

Menurut Zamani, debt collector yang menyambangi rumahnya itu berjumlah 4 orang, tak hanya itu para debt collector yang menjemput Zamani juga mengaku sebagai anggota polisi.

"Jadi ketika itu pada pagi hari saya bangun dari tidur sudah ada beberapa orang di rumah saya. Kemudian saya diborgol, kepala saya juga ditutup dengan plastik. Terus dibawa pakai mobil ke suatu tempat. Pokoknya perjalanan itu jauh. Selama perjalanan saya, saya juga dijejalin sepatu sama penagih itu," tutur Zamani.

Begitu tiba di Jakarta, di lokasi penyekapan Zamani diminta menandatangani surat pernyataan bermaterai, yang mengharuskan dirinya membayar uang Rp 1,5 miliar yang menjadi beban hutangnya kepada klien jasa penagihan tersebut.

Dalam kesepakatan tertulis tersebut menyatakan, jika pembayaran tidak dilakukan dalam tempo 10 hari ke depan, dirinya berhak menerima penyiksaan berat dan terancam dibunuh pada Jumat 13 September 2013 lalu.

Zamuni disekap di sebuah dapur. Pada saat itu, penyiksaan demi penyiksaan terus dialami Zamani. Dari disundut bara api rokok hingga kemaluan Zamani diolesi balsem.

"Saya tidak bisa bergerak tapi saya suruh cari duit bagaimana kan?. Di dalam dapur itu pemukulan terus saya alami, dari digetok pistol kepala saya, disundut rokok, bibir saya pecah, ulu hati sakit, kaki saya disabetin pake kabel. Sampai kemaluan saya dikasih balsem," tutur Zamani.

Tak hanya mengkhawatirkan dirinya, pada saat penyiksaan itu, Zamani juga mengkhawatirkan istri dan anaknya di tempat tinggalnya. Zamani juga mengaku diancam para debt collector itu akan menyiksa istri dan anaknya.

"Orang yang siksa saya itu juga ngancam keluarga saya bakal disiksa juga. Saya merasa khawatir di situ," ungkap Zamani.

Pada Selasa 17 September 2013 malam, Zamani mengaku sudah menyerah dengan penyiksaan tersebut. Dirinya sempat berpikiran hari itu dirinya bakal dieksekusi mati para penagih hutang itu.

Namun malam itu, Zamani kaget bukan kepalang ketika puluhan anggota polisi bersenjata laras panjang menggerebek ruko itu dan memasuki ruang tempat Zamani disekap. Zamani pun mengira pada saat itu dirinya akan ditembak.

"Penentuan waktu saya tinggal beberapa hari lagi finish. Mau dieksekusi pada saat itu datang lagi se-pasukan bawa senjata, ternyata tidak tahunya polisi. Ternyata saya dibebaskan, saya sangat mengucapkan terima kasih. Saya benar-benar hidup yang kedua kalinya," tutup Zamani. (Dji/Rmn).
Video Terkini