Tim evakuasi Damkar Penanggulangan Bencana, sempat mengalami kesulitan saat harus mengevakuasi korban terakhir runtuhan GOR Koja, Suwartono. Posisi korban berada di dasar reruntuhan yang berasal dari semen keras dan balok kayu besar, tentu menjadi hambatan utama.
"Yang terakhir ini, memang agak sulit dan lama untuk melakukan evakuasi, karena posisinya paling bawah, jadi harus distabilkan dulu," kata Kepala Damkar-PB DKI Jakarta, Subedjo, dilokasi, Kamis (19/9/2013) malam.
Pantauan Liputan6.com, Suwartono terus mengeluh kesakitan, namun anggota Damkar berusaha menenangkan dengan mengusap kepala dan memberikan air mineral. Selain itu, Suwartono diingatkan untuk terus beristhigfar seraya diberikan bantuan oksigen.
Peristiwa tersebut sempat membuat rekan korban menangis histeris. Sejumlah alat berat seperti gergaji mesin, linggis serta alat pengungkit lainnya juga digunakkan untuk melepaskan tubuh Suwartono dari reruntuhan.
"Kita terus berupaya agar kondisi korban juga terus sadar, dengan mengajak bicara korban. Oksigen juga tidak putus disalurkan," jelas Bedjo.
Suasana tegang pun mewarnai evakuasi korban, saat anggota Damkar salah pengertian saat menangani korban. Tim evakuasi sendiri tadi mengerahkan 4 unit mobil rescue dengan 50 orang personel tim evakuasi.
Lanjut, ternyata masalah masih saja timbul ketika korban dapat dievakuasi. Bagaimana tidak, ratusan warga yang ingin melihat langsung proses evakuasi justru menghambat jalannya Ambulans yang membawa korban.
3,5 Jam dilalui tim penyelamat guna mengeluarkan korban dari reruntuhan bangunan yang rencananya akan menjadi tangga GOR Koja.
Total ada 8 korban dalam peristiwa tersebut, namun 2 dari 6 korban mengalami luka ringan dan berhasil menyelamatkan diri. Kini, 6 korban lain tengah menjalani pengobatan di RS Tugu atau RS Pelabuhan, Jakarta Utara.
Proyek pembangunan GOR yang dikerjakan oleh PT Ganiko Adi Perkasa dan melibatkan 138 pekerja. GOR Koja yang berada di RT 2 RW 4 Kelurahan Tugu Utara, ambruk pada pukul 17.30 WIB. (Tnt)
"Yang terakhir ini, memang agak sulit dan lama untuk melakukan evakuasi, karena posisinya paling bawah, jadi harus distabilkan dulu," kata Kepala Damkar-PB DKI Jakarta, Subedjo, dilokasi, Kamis (19/9/2013) malam.
Pantauan Liputan6.com, Suwartono terus mengeluh kesakitan, namun anggota Damkar berusaha menenangkan dengan mengusap kepala dan memberikan air mineral. Selain itu, Suwartono diingatkan untuk terus beristhigfar seraya diberikan bantuan oksigen.
Peristiwa tersebut sempat membuat rekan korban menangis histeris. Sejumlah alat berat seperti gergaji mesin, linggis serta alat pengungkit lainnya juga digunakkan untuk melepaskan tubuh Suwartono dari reruntuhan.
"Kita terus berupaya agar kondisi korban juga terus sadar, dengan mengajak bicara korban. Oksigen juga tidak putus disalurkan," jelas Bedjo.
Suasana tegang pun mewarnai evakuasi korban, saat anggota Damkar salah pengertian saat menangani korban. Tim evakuasi sendiri tadi mengerahkan 4 unit mobil rescue dengan 50 orang personel tim evakuasi.
Lanjut, ternyata masalah masih saja timbul ketika korban dapat dievakuasi. Bagaimana tidak, ratusan warga yang ingin melihat langsung proses evakuasi justru menghambat jalannya Ambulans yang membawa korban.
3,5 Jam dilalui tim penyelamat guna mengeluarkan korban dari reruntuhan bangunan yang rencananya akan menjadi tangga GOR Koja.
Total ada 8 korban dalam peristiwa tersebut, namun 2 dari 6 korban mengalami luka ringan dan berhasil menyelamatkan diri. Kini, 6 korban lain tengah menjalani pengobatan di RS Tugu atau RS Pelabuhan, Jakarta Utara.
Proyek pembangunan GOR yang dikerjakan oleh PT Ganiko Adi Perkasa dan melibatkan 138 pekerja. GOR Koja yang berada di RT 2 RW 4 Kelurahan Tugu Utara, ambruk pada pukul 17.30 WIB. (Tnt)