Car Free Day di Jakarta membuat Bundaran Hotel Indonesia bebas dari kemacetan kendaraan bermotor. Namun, sebagai gantinya, ribuan manusia menyesaki tempat tersebut. Salah satunya, sekelompok orang memakai topi berbentuk badak bercula 1.
Pantauan Liputan6.com, Minggu (22/9/2013), di Bundaran HI, puluhan orang membawa spanduk berukuran sedang yang bertuliskan 'give hope for rhino', 'ayo cintai badak Indonesia', dan lain-lain. Kelompok yang berasal dari World Wildlife Fund (WWF) itu langsung menarik perhatian orang-orang.
Salah satu orator dari WWF bernama Suliz mengatakan, keberadaan badak bercula 1 atau badak jawa sangat kritis. Dia mengatakan, hanya sekitar 40-50 badak hidup di Taman Nasional Ujung Kulon. "Nah, di situ masalahnya, jumlah yang kritis ditempatkan di Ujung Kulon. Kalau ada kejadian alam, seperti tsunami, maka bisa hilang spesies langka itu. Karena itu kita perlu menciptakan habitat badak baru," kata Suliz kepada Liputan6.com.
WWF juga akan mengadakan state country meeting yang membahas masalah badak di Lampung pada 2 Oktober mendatang. Pertemuan itu untuk membicarakan habitat baru yang cocok dengan badak tersebut.
Dia menambahkan, ada hal mudah yang bisa dilakukan warga Ibukota untuk bisa melindungi habitat badak. "Beli produk ramah lingkungan atau hemat kertas. Kertas dari pohon, pohon itu bisa saja diambil dari habitat badak. Mari memberikan harapan baru pada badak kita," ajak Suliz. (Mvi)
Pantauan Liputan6.com, Minggu (22/9/2013), di Bundaran HI, puluhan orang membawa spanduk berukuran sedang yang bertuliskan 'give hope for rhino', 'ayo cintai badak Indonesia', dan lain-lain. Kelompok yang berasal dari World Wildlife Fund (WWF) itu langsung menarik perhatian orang-orang.
Salah satu orator dari WWF bernama Suliz mengatakan, keberadaan badak bercula 1 atau badak jawa sangat kritis. Dia mengatakan, hanya sekitar 40-50 badak hidup di Taman Nasional Ujung Kulon. "Nah, di situ masalahnya, jumlah yang kritis ditempatkan di Ujung Kulon. Kalau ada kejadian alam, seperti tsunami, maka bisa hilang spesies langka itu. Karena itu kita perlu menciptakan habitat badak baru," kata Suliz kepada Liputan6.com.
WWF juga akan mengadakan state country meeting yang membahas masalah badak di Lampung pada 2 Oktober mendatang. Pertemuan itu untuk membicarakan habitat baru yang cocok dengan badak tersebut.
Dia menambahkan, ada hal mudah yang bisa dilakukan warga Ibukota untuk bisa melindungi habitat badak. "Beli produk ramah lingkungan atau hemat kertas. Kertas dari pohon, pohon itu bisa saja diambil dari habitat badak. Mari memberikan harapan baru pada badak kita," ajak Suliz. (Mvi)