Kekeringan yang melanda sejumlah daerah di tanah air, tak hanya mengakibatkan warga mengalami krisis air bersih. Tanaman padi dan sayur-mayur yang ditanam warga di ladang juga mati.
Seperti ditayangkan Liputan 6 SCTV, Senin (23/9/2013), warga yang hidup di pinggiran hutan di Ponorogo, Jawa Timur kini kesulitan air. Untuk mendapatkan air, mereka harus berjalan berkilo-kilometer menuju satu-satunya sumur yang belum mengering di suatu lembah.
Salah satunya Paijah, warga Desa Parang Kecamatan Slahung. Namun karena sudah tua, dan jalan yang harus dilalui berbatu-batu serta licin, Paijah hanya bisa membawa 1 jerigen dan 1 ember kecil.
Sementara warga di Batu Tumpang, Tegal Waru, Purwakarta, Jawa Barat, harus berjalan 1 kilometer untuk mengambil air. Itu pun air yang digunakan adalah air di bekas galian yang kotor. Padahal daerah mereka terletak di antara Waduk Jatiluhur dan Waduk Cirata. Air galian yang kotor itu digunakan untuk mandi dan mencuci.
Kemarau panjang juga membuat 5 waduk tadah hujan di Kecamatan Kabuh, Jombang, Jawa Timur mengering. Keringnya waduk mengakibatkan hektaran tanaman jagung berumur 2 bulan layu, padahal seharusnya jagung bisa dipanen di usia 3 bulan. Petani pun merugi jutaan rupiah untuk setiap hektar ladang jagung yang kekeringan.
Sementara lahan pertanian di Pantura, Brebes, Jawa Tengah, juga dilanda kekeringan. Para petani sayuran seperti cabe dan labu merugi karena ratusan hektar tanaman mereka layu. Selama ini, para petani mengandalkan pengairan dari Bendungan Cisadap, namun kemarau membuat sejumlah bendungan di Brebes tak mampu lagi mengairi lahan pertanian. (Tnt/Mut)
Â
Seperti ditayangkan Liputan 6 SCTV, Senin (23/9/2013), warga yang hidup di pinggiran hutan di Ponorogo, Jawa Timur kini kesulitan air. Untuk mendapatkan air, mereka harus berjalan berkilo-kilometer menuju satu-satunya sumur yang belum mengering di suatu lembah.
Salah satunya Paijah, warga Desa Parang Kecamatan Slahung. Namun karena sudah tua, dan jalan yang harus dilalui berbatu-batu serta licin, Paijah hanya bisa membawa 1 jerigen dan 1 ember kecil.
Sementara warga di Batu Tumpang, Tegal Waru, Purwakarta, Jawa Barat, harus berjalan 1 kilometer untuk mengambil air. Itu pun air yang digunakan adalah air di bekas galian yang kotor. Padahal daerah mereka terletak di antara Waduk Jatiluhur dan Waduk Cirata. Air galian yang kotor itu digunakan untuk mandi dan mencuci.
Kemarau panjang juga membuat 5 waduk tadah hujan di Kecamatan Kabuh, Jombang, Jawa Timur mengering. Keringnya waduk mengakibatkan hektaran tanaman jagung berumur 2 bulan layu, padahal seharusnya jagung bisa dipanen di usia 3 bulan. Petani pun merugi jutaan rupiah untuk setiap hektar ladang jagung yang kekeringan.
Sementara lahan pertanian di Pantura, Brebes, Jawa Tengah, juga dilanda kekeringan. Para petani sayuran seperti cabe dan labu merugi karena ratusan hektar tanaman mereka layu. Selama ini, para petani mengandalkan pengairan dari Bendungan Cisadap, namun kemarau membuat sejumlah bendungan di Brebes tak mampu lagi mengairi lahan pertanian. (Tnt/Mut)
Â