Sukses

Besok, Busway Tetap Diluncurkan

Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso akan meresmikan operasional busway di Pintu I Senayan, Jaksel. Kartu tiket yang dipakai sebagai tanda masuk masih dalam proses pengerjaan. Dua minggu tiket busway gratis.

Liputan6.com, Jakarta: Rencana pengoperasian jalur Busway tetap sesuai rencana meski sejumlah persoalan masih mengganjal. Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso akan melakukan peluncuran perdana, Kamis besok, pukul 10.30 WIB di halte Busway Pintu I Senayan atau Gelanggang Olah Raga Bung Karno, Jakarta Selatan. Hingga Rabu (14/1) petang, sejumlah pekerja masih menyelesaikan beberapa bagian dari sarana Busway yang belum tuntas. Dari pantauan SCTV, fasilitas pendukung semakin lengkap, kecuali kanopi pada jembatan yang belum juga terpasang [baca: Sutiyoso Memimpin Geladi Bersih Busway].

Menyoal tiket naik Busway dan angkutan pengumpan (feeder), sejauh ini masih dalam tahap sosialiasi. Nantinya, tiket dibuat berbentuk kartu plastik mirip kartu kredit. Penumpang bisa membelinya di berbagai loket di Jakarta. Sistem tiket yang berlaku adalah single trip atau perjalanan satu kali dengan harga Rp 2.500 dan sistem multi trip. Pada sistem terakhir, tiket bisa diisi ulang seperti voucher kartu handphone. Penumpang yang memakai sistem multi trip hanya tinggal menaruh kartu pada mesin scan dan nilai tiket berkurang. Sedangkan penumpang dengan sistem biasa dapat membeli kartu di loket dan dimasukkan ke dalam sebuah kotak khusus.

Kepala Badan Pengelola TransJakarta Irzan Jamal optimistis seluruh sistem tiket maksimal berjalan, Februari mendatang. Anehnya, Irzan juga mengaku tengah menggodok tiga proposal perusahaan yang akan membuat kartu tiket tersebut. Untuk mensosialisasikan penggunaan bus jalur TransJakarta, penumpang tidak perlu membayar alias gratis, selama dua pekan ini.

Nantinya masyarakat bisa langsung naik langsung ke halte Busway atau menggunakan bus pengumpan yang tersebar di 16 titik di Jakarta, Tangerang, Bekasi, dan Depok. Biaya untuk naik feeder tidak berdasarkan zona seperti yang direncanakan sebelumnya. Seorang penumpang harus membayar Rp 2.900 jika naik bus non-AC (air conditioner). Dari nilai itu, sebesar Rp 1.400 untuk bus pengumpan dan Rp 1.500 untuk ongkos bus TransJakarta. Sisanya Rp 1.000 disubsidi oleh Pemerintah DKI. Sedangkan bus yang memakai AC, penumpang diminta ongkos Rp 3.000 tanpa subsidi.

Busway akan beroperasi setiap hari, mulai pukul 05.00 WIB sampai pukul 22.00 WIB. Khusus bagi penumpang yang naik Busway sebelum jam 07.00 WIB, hanya perlu membayar tiket Rp 1.500. Diskon itu berlaku mulai 1 Februari mendatang.

Pemberlakuan Busway juga beriringan dengan peraturan three in one di beberapa ruas jalan protokol bagi pengendara mobil. Sayangnya, Pemda DKI dinilai kurang menyiapkan sarana jalan yang akan dipakai sebagai jalur alternatif. Seperti yang terlihat di kawasan Jalan S. Parman, Jakarta Barat. Arus lalu lintas di sana macet luar biasa. Hal ini lantaran petugas tidak menertibkan kendaraan umum dan pedagang yang banyak mangkal di ruas Jalan S. Parman.

Kepada SCTV, sejumlah pedagang mengaku tidak akan pindah dari bahu jalan tempat mereka berjualan. Mereka khawatir pembeli berkurang jika berdagang di lokasi lain. Suara protes juga masih terdengar dari sopir metromini yang biasanya melintas di jalur alternatif. Para sopir ngotot bakal terus mencari penumpang di daerah tersebut.

Kekhawatiran serupa juga dilontarkan sopir bus Patas yang melewati jalur Jalan Jenderal Sudirman-M.H. Thamrin. Hingga kini, mereka mengaku belum tahu soal pemindahan jalur operasi baru. Meski begitu, para sopir bus akan tetap beroperasi meski Busway akan diluncurkan besok. "Kalau pun dialihkan, kami keberatan karena mayoritas penumpang lewat jalan itu [Sudirman-Thamrin]," kata Susanto, sopir bus kota O8 jurusan Blok M-Pulogadung.(KEN/Tim Liputan 6 SCTV)
    EnamPlus