Ahok berang mendengar tuntutan warga Waduk Ria Rio, Jakarta Timur, yang meminta kompensasi Rp 5 juta. Wakil Gubernur DKI Jakarta bernama lengkap Basuki Tjahaja Purnama itu menegaskan, Pemprov DKI sudah cukup baik masih bersedia memberikan uang kompensasi, ketimbang tidak sama sekali.
"Udah pakai hati kan? Tapi warga mau makan hati, minta ampela," kesal Ahok di Balaikota DKI Jakarta, Rabu (25/9/2013).
Ia menjelaskan, dana kompensasi Rp 1 juta merupakan hasil kesepakatan awal antara Pemprov DKI dengan warga, ketika diminta pindah dari bantaran Waduk Ria Rio. Dana itu merupakan anggaran sewa rumah sebagai hunian sementara, sambil menunggu Rusun Pinus Elok dibenahi selama 2 bulan.
Namun, lanjut Ahok, saat pengerjaan sudah mulai dilakukan warga kemudian menolak menyewa rumah dengan alasan mereka ingin bersama-sama pindah ke rusun. Sehingga sebagian warga masih diberi toleransi menempati rumah mereka.
Maka itu, menurut Ahok, jika warga masih tinggal di rumah masing-masing sambil menunggu rusun rampung, uang kompensasi seharusnya tidak lagi diberikan. Karena warga memang tidak menyewa rumah.
"Ya sudah. Kita izinkan Anda tinggal di rumah yang lama, walaupun melanggar peraturan. Kamu tinggal di rumah kamu, Rp 1 juta itu anggap bayar sewa rumah kamu sendiri. Walaupun proyek kami tertahan 2 bulan. Tunggu 2 bulan rusun selesai, Rp 1 juta tetap dikasih. Eh, ngelunjak minta Rp 5 juta," kesal Ahok.
Warga yang bermukim di kawasan waduk Ria Rio meminta uang kompensasi untuk sewa rumah Rp 5 juta. Padahal Pemprov DKI hanya akan memberikan dana Rp 1 juta, selama menunggu rusun Pinus Elok di Jakarta Timur selesai hingga akhir September.
Namun, ketika hampir 99% rusun Pinus Elok rampung dan unit siap dihuni, warga masih saja menolak dipindahkan. Salah satunya karena terkait besaran dana tersebut. Bahkan Selasa 24 September kemarin, ratusan warga Waduk Ria Rio walk out dari pengundian rusun. (Rmn/Ism)
"Udah pakai hati kan? Tapi warga mau makan hati, minta ampela," kesal Ahok di Balaikota DKI Jakarta, Rabu (25/9/2013).
Ia menjelaskan, dana kompensasi Rp 1 juta merupakan hasil kesepakatan awal antara Pemprov DKI dengan warga, ketika diminta pindah dari bantaran Waduk Ria Rio. Dana itu merupakan anggaran sewa rumah sebagai hunian sementara, sambil menunggu Rusun Pinus Elok dibenahi selama 2 bulan.
Namun, lanjut Ahok, saat pengerjaan sudah mulai dilakukan warga kemudian menolak menyewa rumah dengan alasan mereka ingin bersama-sama pindah ke rusun. Sehingga sebagian warga masih diberi toleransi menempati rumah mereka.
Maka itu, menurut Ahok, jika warga masih tinggal di rumah masing-masing sambil menunggu rusun rampung, uang kompensasi seharusnya tidak lagi diberikan. Karena warga memang tidak menyewa rumah.
"Ya sudah. Kita izinkan Anda tinggal di rumah yang lama, walaupun melanggar peraturan. Kamu tinggal di rumah kamu, Rp 1 juta itu anggap bayar sewa rumah kamu sendiri. Walaupun proyek kami tertahan 2 bulan. Tunggu 2 bulan rusun selesai, Rp 1 juta tetap dikasih. Eh, ngelunjak minta Rp 5 juta," kesal Ahok.
Warga yang bermukim di kawasan waduk Ria Rio meminta uang kompensasi untuk sewa rumah Rp 5 juta. Padahal Pemprov DKI hanya akan memberikan dana Rp 1 juta, selama menunggu rusun Pinus Elok di Jakarta Timur selesai hingga akhir September.
Namun, ketika hampir 99% rusun Pinus Elok rampung dan unit siap dihuni, warga masih saja menolak dipindahkan. Salah satunya karena terkait besaran dana tersebut. Bahkan Selasa 24 September kemarin, ratusan warga Waduk Ria Rio walk out dari pengundian rusun. (Rmn/Ism)