Sukses

Pengamat: Sindir Jokowi, Amien Rais Ketakutan

Sindiran Amien Rais termasuk dalam kategori black campaign atau kampanye hitam meskipun belum memasuki masa kampanye.

Jokowi sudah menjawab tokoh reformasi 1998, Amien Rais. Gubernur DKI Jakarta bernama lengkap Joko Widodo itu menanggapi santai serangan pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) itu. Tapi mengapa Amien menyerang Jokowi.

"Sindiran Amien Rais kepada Jokowi soal popularitas merupakan bentuk ketakutan dan kekhawatiran Amien Rais sebagai Ketua Dewan Pembina PAN," ujar pakar komunikasi politik Universitas Mercubuana Heri Budianto kepada Liputan6.com, Kamis (26/9/2013).

Sikap ini juga, kata Heri, termasuk dalam kategori black campaign atau kampanye hitam meskipun belum memasuki masa kampanye. Menurutnya, serangan kepada tokoh tertentu yang bermuatan politik dapat dikategorikan sebagai kampanye hitam.

"Saya melihat ini bentuk kekhawatiran berlebihan AR."

Heri menjelaskan, sejumlah elite partai politik di luar PDIP gundah dengan realitas politik Jokowi yang mampu memimpin elektabilitas di sebagaian besar survei dari sejumlah lembaga survei. "Apalagi perbincangan di publik semakin ramai yang  menginginkan Jokowi maju sebagai capres."

"Saya melihat Amien Rais yang merupakan politisi ternama juga bisa membaca potensi politik Jokowi dalam Pilpres 2014 mendatang. Karenanya, Amien sudah menyiapkan strategi politik untuk menjegal lawan-lawan politik yang bukan dari partainya," ujarnya.

Kendati, Heri menambahkan, sikap Amien ini akan menguntungkan Jokowi. Sebab, bentuk-bentuk serangan secara pribadi yang ditujukan kepada mantan Walikota Solo ini, justru akan menambah besar dukungan publik kepada Jokowi.

"Ini sudah pernah terjadi, ketika Jokowi diserang dengan isu SARA saat pilkada DKI lalu. Publik bukannya menolak Jokowi, tapi justru bersimpati pada Jokowi," tandas Heri.

Amien Rais menyamakan Jokowi dengan mantan Presiden Filipina Joseph Estrada. Amien menyebut, Estrada terpilih menjadi presiden karena popularitasnya yang juga sebagai bintang film. Tapi sayang, Estrada hanya bertahan beberapa bulan karena langsung dikudeta dan digantikan Gloria Macapagal Arroyo.

"Joseph Estrada setiap malam kerjanya hanya mabuk, dan dia dipilih hanya berdasarkan popularitasnya," ujar Amien saat memberi kuliah umum di hadapan ratusan mahasiswa Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah, Selasa 24 September lalu. (Rmn/Ism)