Hobby kadangkala tak mengenal batas risiko. Semakin tinggi tingkat risiko, bagi sebagian orang justru dianggap semakin menantang adrenalin.
Slack Lines adalah salah satunya. Aksi meniti tali di atas deburan ombak tak sebatas mementingkan keahlian, tapi juga membutuhkan nyali tinggi.
Berjalan meniti tali yang membentang, tentu bukan sesuatu yang mudah. Apalagi bentangan tali berada di ketinggian, di atas deburan ombak yang silih berganti menghantam batu karang.
Dalam tayangan Liputan 6 SCTV, Sabtu (28/9/2013), olahraga Slack Lines menitikberatkan pada keseimbangan badan agar dapat berjalan pada seutas tali. Free Slack Crew Solo adalah salah satu komunitas yang menekuni Slack Lines. Komunitas yang anggotanya mahasiswa pecinta alam Universitas 11 Maret, Surakarta, ini menyalurkan hobby Slack Lines di tebing karang Pantai Siung, Gunung Kidul, Yogyakarta.
Mereka adu nyali meniti tali webing berukuran 2 inchi sepanjang 15 meter. Keseimbangan dan konsentrasi adalah modal yang harus di miliki Slack Liner.
Tapi, melihat arena di pantai siung yang langsung berhadapan dengan ganasnya ombak, faktor nyali menjadi penentu keberhasilan saat melintasi tali dari ujung ke ujung. Tanpa itu, risiko jatuh hanya tinggal menunggu waktu.
Demi keselamatan, Slack Liners harus memastikan tali dan cincin pengait atau carabiner benar-benar terpasang di tubuh dengan benar. "Ini lebih asyik dari panjat tebing. Tantanganny lebih ada, terus latihannya juga lebih banyak," ujar penggemar Slack Lines, Basuni
Pantai Siung di kecamatan Tepus ini memang cocok bagi pecinta olahraga ekstrem. Selain bisa menjadi ajang Slack Lines, tebing karang pantai Siung merupakan arena panjat tebing dengan beragam jalur yang cocok untuk pemula maupun profesional. (Mut)
Slack Lines adalah salah satunya. Aksi meniti tali di atas deburan ombak tak sebatas mementingkan keahlian, tapi juga membutuhkan nyali tinggi.
Berjalan meniti tali yang membentang, tentu bukan sesuatu yang mudah. Apalagi bentangan tali berada di ketinggian, di atas deburan ombak yang silih berganti menghantam batu karang.
Dalam tayangan Liputan 6 SCTV, Sabtu (28/9/2013), olahraga Slack Lines menitikberatkan pada keseimbangan badan agar dapat berjalan pada seutas tali. Free Slack Crew Solo adalah salah satu komunitas yang menekuni Slack Lines. Komunitas yang anggotanya mahasiswa pecinta alam Universitas 11 Maret, Surakarta, ini menyalurkan hobby Slack Lines di tebing karang Pantai Siung, Gunung Kidul, Yogyakarta.
Mereka adu nyali meniti tali webing berukuran 2 inchi sepanjang 15 meter. Keseimbangan dan konsentrasi adalah modal yang harus di miliki Slack Liner.
Tapi, melihat arena di pantai siung yang langsung berhadapan dengan ganasnya ombak, faktor nyali menjadi penentu keberhasilan saat melintasi tali dari ujung ke ujung. Tanpa itu, risiko jatuh hanya tinggal menunggu waktu.
Demi keselamatan, Slack Liners harus memastikan tali dan cincin pengait atau carabiner benar-benar terpasang di tubuh dengan benar. "Ini lebih asyik dari panjat tebing. Tantanganny lebih ada, terus latihannya juga lebih banyak," ujar penggemar Slack Lines, Basuni
Pantai Siung di kecamatan Tepus ini memang cocok bagi pecinta olahraga ekstrem. Selain bisa menjadi ajang Slack Lines, tebing karang pantai Siung merupakan arena panjat tebing dengan beragam jalur yang cocok untuk pemula maupun profesional. (Mut)