Jenazah almarhum Soetadji, ayahanda Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso dibawa ke Trenggalek, Jawa Timur. Rombongan berangkat pukul 15.15 WIB. Ada kejadian aneh sebelum ayahanda pergi.
Hal yang tak biasa dilakukan almarhum menjelang kepergiannya. Dalam semalam mengunjungi anaknya satu pers atu. Yang akhirnya menjadi kunjungan 'rally' terakhir almarhum.
"Bapak meninggal di pangkuan ibu saya. Alhamdulillah ya kami juga kuat menerima karena memang beliau meninggal dengan tenang. Tapi ayah saya satu malam mengunjungi anaknya satu per satu. Ada yang di Tangerang sampai 1,5 jam, lalu yang di BSD dan terakhir di rumah saya sebelum paginya meninggal," kata Priyo di kediamannya di Tanjung Barat, Jakarta, Senin (30/9/2013).
Priyo berujar, keluarga tidak menduga atas wafatnya sang Ayah lantaran memang masih dalam keadaan segar bugar sebelum meninggal dunia. "Nggak ada keluhan apa-apa dan memang nggak sakit apa-apa. Semalam masih ngobrol-ngobrol. Sempat pingsan kemudian dibawa ke rumah sakit kemungkinan meninggal di jalan," ujar Priyo.
Keluarga tak memiliki firasat apapun sebelum almarhum meninggal dunia. Kondisi almarhum masih segar pada malam sebelum kematiannya, karena itu keluarga kaget dengan kematian almarhum yang tiba-tiba. Namun ia menyebut keluarga dapat menerima kepergian almarhum karena beliau pergi dengan tenang.
"Jenazah ayah saya mau diterbangkan ke Surabaya, lalu dibawa ke Trenggalek untuk dikebumikan. Memang beliau kan baru dua hari dari sana. Dari Jakarta sekitar 30 orang yang mengantar sampai Trenggalek,"
Priyo menuturkan, rencananya Selasa 1 Oktober besok, jenazah sang ayah akan dikebumikan. Sebelumnya almarhum memang tengah berada di Jakarta untuk bertemu dengan para cucu. "Insya Allah sebelum zuhur akan dikebumikan," tutur Priyo. (Ali/Ism)
Hal yang tak biasa dilakukan almarhum menjelang kepergiannya. Dalam semalam mengunjungi anaknya satu pers atu. Yang akhirnya menjadi kunjungan 'rally' terakhir almarhum.
"Bapak meninggal di pangkuan ibu saya. Alhamdulillah ya kami juga kuat menerima karena memang beliau meninggal dengan tenang. Tapi ayah saya satu malam mengunjungi anaknya satu per satu. Ada yang di Tangerang sampai 1,5 jam, lalu yang di BSD dan terakhir di rumah saya sebelum paginya meninggal," kata Priyo di kediamannya di Tanjung Barat, Jakarta, Senin (30/9/2013).
Priyo berujar, keluarga tidak menduga atas wafatnya sang Ayah lantaran memang masih dalam keadaan segar bugar sebelum meninggal dunia. "Nggak ada keluhan apa-apa dan memang nggak sakit apa-apa. Semalam masih ngobrol-ngobrol. Sempat pingsan kemudian dibawa ke rumah sakit kemungkinan meninggal di jalan," ujar Priyo.
Keluarga tak memiliki firasat apapun sebelum almarhum meninggal dunia. Kondisi almarhum masih segar pada malam sebelum kematiannya, karena itu keluarga kaget dengan kematian almarhum yang tiba-tiba. Namun ia menyebut keluarga dapat menerima kepergian almarhum karena beliau pergi dengan tenang.
"Jenazah ayah saya mau diterbangkan ke Surabaya, lalu dibawa ke Trenggalek untuk dikebumikan. Memang beliau kan baru dua hari dari sana. Dari Jakarta sekitar 30 orang yang mengantar sampai Trenggalek,"
Priyo menuturkan, rencananya Selasa 1 Oktober besok, jenazah sang ayah akan dikebumikan. Sebelumnya almarhum memang tengah berada di Jakarta untuk bertemu dengan para cucu. "Insya Allah sebelum zuhur akan dikebumikan," tutur Priyo. (Ali/Ism)