Terdakwa pemutilasi istri, Benget Situmorang meninggal dunia semalam sekitar pukul 21.05 WIB di Rutan Cipinang, Jakarta Timur. Terdakwa yang dituntut hukuman mati oleh jaksa itu sempat mengirimkan pesan singkat kepada kerabatnya.
"Terima kasih kepada Om dan paman saya. Ini terakhir kali saya berhubungan dengan kalian dan banyak terima kasih atas bantuan paman (pengacara)," kutip paman Benget, Mangasih Situmorang, di RS Pengayoman, Cipinang, Jakarta Timur, Selasa (1/10/2013).
Pesan singkat itu masuk ke ponsel Mangasih. Menurut Mangasih, diduga Benget mengirim pesan singkat menggunakan ponsel milik rekan satu selnya. Pesan singkat itu masuk pada Sabtu 28 September lalu.
Benget merupakan anak tertua dari 4 bersaudara. Benget dibawa ke Jakarta sekitar tahun 1996 oleh neneknya dan tinggal di kawasan Otista, Jakarta Timur. "Saya sudah tahu dia nakal dan tidak cocok dengan bapaknya," ujar Mangasih.
Dari pihak keluarga, Mangasih yang mengurus jenazah Benget. Karena sang ayah, Garonggi Sitomurang, yang tinggal di Ambarita, Samosir, Sumatra Utara, memiliki hubungan yang buruk dengan Benget. (Ism/Yus)
"Terima kasih kepada Om dan paman saya. Ini terakhir kali saya berhubungan dengan kalian dan banyak terima kasih atas bantuan paman (pengacara)," kutip paman Benget, Mangasih Situmorang, di RS Pengayoman, Cipinang, Jakarta Timur, Selasa (1/10/2013).
Pesan singkat itu masuk ke ponsel Mangasih. Menurut Mangasih, diduga Benget mengirim pesan singkat menggunakan ponsel milik rekan satu selnya. Pesan singkat itu masuk pada Sabtu 28 September lalu.
Benget merupakan anak tertua dari 4 bersaudara. Benget dibawa ke Jakarta sekitar tahun 1996 oleh neneknya dan tinggal di kawasan Otista, Jakarta Timur. "Saya sudah tahu dia nakal dan tidak cocok dengan bapaknya," ujar Mangasih.
Dari pihak keluarga, Mangasih yang mengurus jenazah Benget. Karena sang ayah, Garonggi Sitomurang, yang tinggal di Ambarita, Samosir, Sumatra Utara, memiliki hubungan yang buruk dengan Benget. (Ism/Yus)