Mobil pikap yang membawa rombongan pengantar haji dihantam Kereta Api Argo Dwipangga jurusan Jakarta-Solo, di perlintasan Desa Jengkok, Kertasemaya, Indramayu siang tadi. Sebanyak 13 penumpang tewas dan 7 lainnya luka-luka.
Menurut Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Indramayu AKP Andrianto, 70 persen mobil pikap T 8658 TI yang mengangkut 20 penumpang itu hancur. Sebanyak 3 pria dan 17 perempuan menjadi korban. "Yang meninggal 13, luka 7. Yang luka berat ada 4, luka ringan ada 3. Kebanyakan luka di kepala," ujarnya kepada Liputan6.com, Senin (1/10/2013).
Andrianto mengatakan, hingga saat ini kasus kecelakaan itu masih dalam pemeriksaan polisi. Dari lokasi, dia mengatakan, ada rambu seperti setop dan ada tanda yang berbunyi bila ada kereta melintas. Andrianto mengatakan, semua rambu menyala dan dalam keadaan baik.
"Menurut informasi dari saksi yang ada di TKP, ada kereta api dari arah Cirebon ke Jakarta, tapi dia (sopir mobil) hanya melihat di sisi sebelah kanan, padahal dari sisi kiri ada kereta api dari Jakarta menuju Cirebon ada kereta api jurusan Jakarta-Solo Argo Dwipangga yang melintas. Mobil itu melintas," terang Andrianto.
Dia mengatakan, sopir mobil yang bernama Saprudin bin Haji Rohman diduga lalai. Pria itu juga dijadikan tersangka, namun turut menjadi korban tewas.
Menurut Andrianto, posisi mobil dari titik tabrak mencapai 52 meter. Korban meninggal dan luka berasal dari 1 desa, yaitu Desa Tegalwirangrong, Kecamatan Kertasemaya, Kabupaten Indramayu. "Sudah jadi tradisi disana, kalau ada yang naik haji, yang mengantar bisa 1 desa," terangnya.
Korban meninggal di antaranya Saprudin, Ijem, Dian, Sukaesih, Ismanto, Dea Puspita, Rustini, Royatin, Riyanti, Kurnirah, Aan Anipah, Aminah.
Korban luka-luka antara lain Haji Sureti, Musarofah, Tati, Casini, Warti, Taniah, dan Ida Masruroh. "Pemeriksaan korban belum bisa dilakukan, karena masih syok. Mereka masih di rumah Zamzam, Jatibarang," ujarnya. (Mvi/Ism)
Menurut Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Indramayu AKP Andrianto, 70 persen mobil pikap T 8658 TI yang mengangkut 20 penumpang itu hancur. Sebanyak 3 pria dan 17 perempuan menjadi korban. "Yang meninggal 13, luka 7. Yang luka berat ada 4, luka ringan ada 3. Kebanyakan luka di kepala," ujarnya kepada Liputan6.com, Senin (1/10/2013).
Andrianto mengatakan, hingga saat ini kasus kecelakaan itu masih dalam pemeriksaan polisi. Dari lokasi, dia mengatakan, ada rambu seperti setop dan ada tanda yang berbunyi bila ada kereta melintas. Andrianto mengatakan, semua rambu menyala dan dalam keadaan baik.
"Menurut informasi dari saksi yang ada di TKP, ada kereta api dari arah Cirebon ke Jakarta, tapi dia (sopir mobil) hanya melihat di sisi sebelah kanan, padahal dari sisi kiri ada kereta api dari Jakarta menuju Cirebon ada kereta api jurusan Jakarta-Solo Argo Dwipangga yang melintas. Mobil itu melintas," terang Andrianto.
Dia mengatakan, sopir mobil yang bernama Saprudin bin Haji Rohman diduga lalai. Pria itu juga dijadikan tersangka, namun turut menjadi korban tewas.
Menurut Andrianto, posisi mobil dari titik tabrak mencapai 52 meter. Korban meninggal dan luka berasal dari 1 desa, yaitu Desa Tegalwirangrong, Kecamatan Kertasemaya, Kabupaten Indramayu. "Sudah jadi tradisi disana, kalau ada yang naik haji, yang mengantar bisa 1 desa," terangnya.
Korban meninggal di antaranya Saprudin, Ijem, Dian, Sukaesih, Ismanto, Dea Puspita, Rustini, Royatin, Riyanti, Kurnirah, Aan Anipah, Aminah.
Korban luka-luka antara lain Haji Sureti, Musarofah, Tati, Casini, Warti, Taniah, dan Ida Masruroh. "Pemeriksaan korban belum bisa dilakukan, karena masih syok. Mereka masih di rumah Zamzam, Jatibarang," ujarnya. (Mvi/Ism)