Sukses

2 Balita di Balikpapan Kecanduan Rokok

"Bila tidak diberi rokok, mereka akan menangis dan terus meminta kepada orangtuanya," ujar Dyah.

Dua bocah berusia 4 tahun menjadi perokok berat di Balikpapan Timur, Balikpapan, Kalimantan Timur. Dalam sehari, kedua balita yang tidak disebutkan namanya tersebut bisa menghabiskan berbungkus-bungkus rokok.

"Mereka jadi perokok berat, merokok berbungkus-bungkus sehari," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan Dyah Muryani, Selasa (1/10/2013).

Menurut dia, Dinas Pendidikan Kota Balikpapan sudah berusaha menyembuhkan kedua balita itu dari ketergantungannya, tapi belum berhasil karena pengaruh lingkungan. "Orang-orang di sekitar kedua balita tersebut adalah perokok, terutama kedua orangtuanya," katanya.

Kedua balita itu memulai merokok karena melihat ayahnya, dan entah bagaimana, orangtuanya mengizinkan anaknya tersebut ikut-ikutan merokok. "Akhirnya, kedua balita itu menjadi kecanduan, dan bila tidak diberi rokok, mereka akan menangis dan terus meminta kepada orangtuanya," ujar Dyah.

Saat ini, katanya, Dinas Kesehatan Kota Balikpapan kembali mencoba menghilangkan ketergantungan balita itu dari kebiasaan merokok. Dyah juga berharap keluarga menyadari betapa bahayanya merokok, apalagi bagi anak kecil yang masih dalam masa pertumbuhan.

Dyah mengungkapkan, jumlah perokok di Balikpapan mencapai 3,8 persen dari jumlah penduduk yang mencapai 3,7 juta. Bahkan mengalahkan rata-rata nasional yang hanya berkisar 3,7 persen. Para perokok tersebu terbanyak berusia muda, yaitu pada kisaran usia 19 hingga 40 tahun.

"Apalagi di Kaltim ini daya beli masyarakatnya kuat, mereka mampu beli berapa pun harganya," tutur Dyah.

Pemkot Balikpapan sebenarnya sudah menerapkan larangan merokok di banyak tempat, terutama di ruangan berpenyejuk udara di kantor-kantor pemerintah dan swasta. Larangan merokok bahkan melekat kepada karir.

"Ada jabatan yang syaratnya berhenti merokok,"  kata Amir Syarifuddin, karyawan perusahaan swasta di Balikpapan. (Ant/Eks)
Video Terkini