Berhaji sambil memperoleh untung. Cara inilah yang dilakukan sejumlah warga negara Nigeria, yang datang ke Tanah Suci.
Dalam tayangan Liputan 6 Pagi SCTV, Kamis (3/10/2013), meski dianggap ilegal oleh petugas penertiban di Mekah, pedagang pedagang asal Nigeria dan Arab ini cukup membantu para calon jemaah haji, yang ingin membawakan buah tangan bagi sanak dan kerabat.
Dimana ada usaha disana pasti ada jalan untuk meraih rezeki, pepatah ini dimanfaatkan oleh sejumlah warga Nigeria dan Arab, yang menjual berbagai kebutuhan sehari-hari, sambil menjalankan ibadah haji dan umroh. Barang-barang yang dijual juga cukup variatif, mulai dari baju muslim pria, wanita, sajadah, buah buahan hingga alat elektronik.
Mereka menggelar dagangannya di sepanjang jalan raya di kawasan Sarwa, Mekah, yang hanya berjarak sekitar 2 kilometer dari Masjidil Haram. Mereka pun dianggap ilegal dan kerap diusir petugas penertiban setempat. Konsumennya dari Indonesia, Iran, Turki, dan Irak.
Pembeli umumnya membeli barang barang tersebut sebagai buah tangan, untuk sanak dan kerabat di Tanah Air masing-masing. Jika ingin membeli barang barang ini harus berhati-hati karena barang yang dijajakan tak selalu asli buatan Arab Saudi, melainkan banyak pula buatan China dan Turki. (Mvi/Yus)
Dalam tayangan Liputan 6 Pagi SCTV, Kamis (3/10/2013), meski dianggap ilegal oleh petugas penertiban di Mekah, pedagang pedagang asal Nigeria dan Arab ini cukup membantu para calon jemaah haji, yang ingin membawakan buah tangan bagi sanak dan kerabat.
Dimana ada usaha disana pasti ada jalan untuk meraih rezeki, pepatah ini dimanfaatkan oleh sejumlah warga Nigeria dan Arab, yang menjual berbagai kebutuhan sehari-hari, sambil menjalankan ibadah haji dan umroh. Barang-barang yang dijual juga cukup variatif, mulai dari baju muslim pria, wanita, sajadah, buah buahan hingga alat elektronik.
Mereka menggelar dagangannya di sepanjang jalan raya di kawasan Sarwa, Mekah, yang hanya berjarak sekitar 2 kilometer dari Masjidil Haram. Mereka pun dianggap ilegal dan kerap diusir petugas penertiban setempat. Konsumennya dari Indonesia, Iran, Turki, dan Irak.
Pembeli umumnya membeli barang barang tersebut sebagai buah tangan, untuk sanak dan kerabat di Tanah Air masing-masing. Jika ingin membeli barang barang ini harus berhati-hati karena barang yang dijajakan tak selalu asli buatan Arab Saudi, melainkan banyak pula buatan China dan Turki. (Mvi/Yus)