Menteri Pertanian Suswono mengakui pernah ditemui dan dilobi seorang pengusaha bernama Sengman Tjahya. Lobi itu untuk mendapatkan kuota impor daging sapi di kementerian yang dipimpinnya. Dalam pertemuan tersebut, Sengman mengaku sebagai orang dekat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Waktu dia datang menceritakan perkenalannya bahwa dia sangat dekat dengan Pak SBY," terang Suswono saat menjadi saksi untuk terdakwa suap impor daging, mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaaq di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (3/10/2013).
Suswono menceritakan Sengman juga pernah berusaha melobi dirinya untuk mendapatkan tambahan kuota impor daging sapi. Sengman juga sempat merekomendasikan sejumlah perusahaan impor daging sapi kepadanya.
Namun, meski membawa-bawa nama SBY, lanjut Suswono, lobi Sengman itu diacuhkannya. "Saya mengatakan (kepada Sengman) aturan importasi sudah ada, ikuti saja," imbuh Suswono.
Nama Sengman pertama kali muncul ketika Ridwan Hakim, anak Ketua Majelis Syuro PKS, Hilmi Aminuddin, bersaksi dalam sidang suap impor daging di Pengadilan Tipikor Jakarta, 29 Agustus 2013 lalu.
Dalam rekaman sadapan antara Fathanah dan Ridwan yang diperdengarkan Jaksa KPK itu mengungkapkan Direktur Utama PT Indoguna Utama, Maria Elisabeth Liman diduga telah menyelesaikan persoalan uang Rp 40 miliar kepada Hilmi. Nah, uang itu dititipkan kepada 2 orang bernama Sengman dan Hendra.
Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi menegaskan tidak pernah ada pertemuan khusus antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan pengusaha bernama Sengman. Sehingga kabar pengusaha itu merupakan utusan atau staf khusus presiden adalah tidak benar.
"Kalau pertemuan-pertemuan biasanya hampir 24 jam saya selalu mendampingi dan tidak pernah ada itu. Kalau pun ada pertemuan dengan siapa pun, pimpinan lembaga negara dan pengusaha, Seskab dan Mensesneg selalu mendampingi," kata Sudi pada sela-sela kunjungan kerja Presiden SBY di Polandia, Rabu 4 September lalu. (Adi/Ism)
"Waktu dia datang menceritakan perkenalannya bahwa dia sangat dekat dengan Pak SBY," terang Suswono saat menjadi saksi untuk terdakwa suap impor daging, mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaaq di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (3/10/2013).
Suswono menceritakan Sengman juga pernah berusaha melobi dirinya untuk mendapatkan tambahan kuota impor daging sapi. Sengman juga sempat merekomendasikan sejumlah perusahaan impor daging sapi kepadanya.
Namun, meski membawa-bawa nama SBY, lanjut Suswono, lobi Sengman itu diacuhkannya. "Saya mengatakan (kepada Sengman) aturan importasi sudah ada, ikuti saja," imbuh Suswono.
Nama Sengman pertama kali muncul ketika Ridwan Hakim, anak Ketua Majelis Syuro PKS, Hilmi Aminuddin, bersaksi dalam sidang suap impor daging di Pengadilan Tipikor Jakarta, 29 Agustus 2013 lalu.
Dalam rekaman sadapan antara Fathanah dan Ridwan yang diperdengarkan Jaksa KPK itu mengungkapkan Direktur Utama PT Indoguna Utama, Maria Elisabeth Liman diduga telah menyelesaikan persoalan uang Rp 40 miliar kepada Hilmi. Nah, uang itu dititipkan kepada 2 orang bernama Sengman dan Hendra.
Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi menegaskan tidak pernah ada pertemuan khusus antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan pengusaha bernama Sengman. Sehingga kabar pengusaha itu merupakan utusan atau staf khusus presiden adalah tidak benar.
"Kalau pertemuan-pertemuan biasanya hampir 24 jam saya selalu mendampingi dan tidak pernah ada itu. Kalau pun ada pertemuan dengan siapa pun, pimpinan lembaga negara dan pengusaha, Seskab dan Mensesneg selalu mendampingi," kata Sudi pada sela-sela kunjungan kerja Presiden SBY di Polandia, Rabu 4 September lalu. (Adi/Ism)