Sukses

Panglima TNI: Pembebasan Sandera GAM Terus Dilakukan

Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto bertekad akan terus membebaskan sandera GAM meski harus menempuh operasi militer. Pembebasan dua sandera GAM di Peurlak, Aceh Utara, kemarin, menewaskan anggota GAM.

Liputan6.com, Jakarta: Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto bertekad akan terus membebaskan sandera yang ditahan kelompok separatis Gerakan Aceh Merdeka di Nanggroe Aceh Darussalam. Pada intinya, TNI akan memprioritaskan jalan negosiasi. Namun, bila negosiasi gagal, operasi militer akan ditempuh. Demikian dikatakan Endriartono di Jakarta, Kamis (29/1).

Soraya dan Safrida, dua istri perwira TNI yang disandera GAM berhasil dibebaskan dalam sebuah kontak senjata di Desa Tunggai Gajah, Darul Aman, Aceh Timur, NAD, kemarin [baca: Dua Istri Perwira TNI Berhasil Dibebaskan]. Melalui teleconference dari Aceh Panglima Koordinator Operasi TNI Brigadir Jenderal George Toisutta menjelaskan, pembebasan dilakukan saat pasukannya berpatroli. Dua anggota GAM tewas dan dua lainnya luka-luka. Soraya dan Safrida selamat tanpa luka.

Soraya dan Safrida disandera GAM bersama wartawan Stasiun Televisi Rajawali Citra Televisi (RCTI) Ersa Siregar dan Fery Santoro sejak 29 Juni 2003. Status Soraya dan Safrida sebagai istri perwira TNI dianggap memiliki nilai penting oleh GAM. GAM berkeras menyandera kedua wanita tersebut. Kondisi inilah yang membuat Ersa dan Fery sulit lepas dari GAM. Ersa dan Fery tidak bersedia dibebaskan tanpa kesertaan Soraya dan Safrida.

Enam bulan setelah penyanderaan, Ersa tewas dalam sebuah kontak senjata di Simpang Ulim, Aceh Timur [baca: Ersa Siregar Tewas Tertembak]. Kini, tinggal Fery yang nasibnya belum menentu. Tim pembebasan Fery pun nyaris tidak terdengar lagi. Bahkan, Palang Merah Internasional (ICRC) yang semula ikut serta dalam tim tersebut mengundurkan diri [baca: Pembebasan Sandera Terhambat Ketidakpastian GAM].

Seperti dilansir Detik.com, juru bicara GAM Aceh Timur Ishak Dawod mengatakan, Fery masih bersama GAM dalam kondisi baik. Namun, pernyataan Ishak belum menjamin keselamatan pembebasan Fery.(ZAQ/Abbas Yahya dan Dwi Guntoro)