Sukses

Keluarga Bush, 2 Presiden, dan Koneksi dengan Hitler

Bush tak pelak lagi merupakan dinasti politik paling berhasil dalam sejarah AS moderen. Komplet dengan segala kontroversinya.

George Prescott Garnica Bush mengenal politik sejak belia. Pada usia 12 tahun, ia menyampaikan testimoni saat kakeknya, George HW Bush, maju di Konvensi Partai Republik untuk menjadi Presiden Amerika Serikat.

Pada usia 24 tahun, ia tampil dalam tayangan kampanye sang paman yang maju, juga, sebagai Presiden AS.

Dalam video itu, pria 37 tahun yang akrab disapa "P" itu berujar, "Saya punya seorang paman yang mencalonkan diri sebagai presiden karena ia percaya...kesempatan terbuka untuk semua warga Amerika, juga untuk warga negara berdarah Latin. Namanya? Sama dengan saya, George Bush."

Ibu P, Columba Garnica Gallo, berdarah Meksiko. Sebagaimana kakek dan pamannya, ayah P bukan orang sembarang: John Ellis Bush atau Jeb. Ia pernah menjadi Gubernur Florida selama 2 periode (1999-2007). 

P adalah penerus paling potensial dinasti politik Bush. Pada Maret lalu, ia resmi mengumumkan pencalonan diri sebagai Land Commisioner untuk negara bagian Texas pada 2014.

Agak sulit mencari padanan posisi itu di Indonesia. Kira-kira, dikutip dari ballotpedia.org, tugas Land Commisioner mengelola tanah dan bangunan milik negara bagian untuk memaksimalkan penerimaan negara melalui administrasi inovatif dan pengelolaan efektif atas semua aset itu.
2 dari 6 halaman



Pendiri Dinasti: Prescott Bush


Unsur 'Prescott' di nama P berasal dari Prescott Bush, kakek buyutnya yang juga seorang politisi. Presscott menjadi senator Connecticut periode 1952-1963 dari Partai Republik.

Sebelum terjun ke politik, Prescott membangun basis ekonomi keluarga dengan menjadi bankir. Salah satunya, menjadi direktur dan pemegang saham Union Banking Corporation (UBC).

Bisnis Prescott pernah tercatat dalam tinta hitam di sejarah AS. Hasil investigasi Pemerintah AS mengendus bukti bahwa Prescott bekerja sama dengan pengusaha dan perusahaan Jerman yang terkait Nazi.

The Guardian menulis, investigasi itu mengungkap, Brown Brothers Harriman, yang ikut didirikan Presscott, bertindak sebagai 'pangkalan' di AS untuk industrialis Jerman, Fritz Thyssen, yang banyak membantu rezim Adolf Hitler secara finansial. Hal lain, Prescott adalah direktur UBC, tempat Thyssen menaruh uangnya.

Thyssen memiliki industri besi baja terbesar di Jerman di 1930-an. Ia menjadi kaya karena ambisi Hitler untuk membangun kembali militer Jerman.

Berdasarkan temuan itu, pada 1942, Pemerintah AS mengambil alih UBC dengan merujuk pada UU Larangan Perdagangan dengan Musuh (Trading with Enemy Act).

Tapi, Prescott sendiri tak tersentuh hukum. Tetap jadi manusia bebas sampai akhir hayat.
3 dari 6 halaman


Pembebas Kuwait: George H.W Bush


Seusai Perang Dunia ke-II, Prescott terjun ke politik sambil terus membangun kerajaan bisnis yang membuat keluarganya makmur.

Presscott mengirim putra sulungnya, George HW Bush, ke Universitas Yale seperti dirinya. Tamat dari kampus ternama itu, George nyemplung ke ranah bisnis dengan mengelola perusahaan minyak keluarga.

Godaan dari politik tak bisa ditahan. Ia menjadi anggota Kongres pada 1956 dari Partai Republik. Pada 1970, atas saran Presiden Richard Nixon, ia mencalonkan diri sebagai Senator Texas. Namun, langkah ini kandas. Nixon coba "mengobati" kegagalan itu dengan memberikan posisi Duta Besar AS untuk Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) pada George.

Relasi dengan kalangan elit Washington membuatnya didapuk menjadi Direktur CIA. Karier politik George kian kinclong ketika menjadi wakil presiden dari Ronald Reagan selama 2 periode (1981-1989).

Puncak karier terdapai saat menjadi Presiden AS (1989-1993). Selama kepemimpinannya, ia paling dikenal karena memutuskan untuk mengirim pasukan ke Irak dan terlibat dalam Perang Teluk I setelah Irak menginvasi ke Kuwait pada Agustus 1990.

AS mengirim pasukan pada Januari 1991. Operasi Badai Gurun itu dimulai 17 Januari 1991 dinihari yang diawali serangan udara atas Baghdad dan beberapa wilayah Irak lain. Hanya butuh sebulan untuk membebaskan Kuwait dari Irak.
4 dari 6 halaman


Penggempur Teror: George W. Bush


Pada 2001, satu lagi anggota klan Bush menjadi penghuni Gedung Putih: George W. Bush. Sama seperti ayahnya, lulus dari Universitas Yale, ia berkecimpung di bisnis minyak. Hanya sebentar, ia melangkah ke politik.

Sebagai presiden, sulung George HW Bush ini niscaya dikenang karena peristiwa 9/11 serta penyerbuan ke Afghanistan dan Irak.

Afghanistan jadi target karena dianggap menyembunyikan pimpinan Al Qaeda, Osama bin Laden, yang dianggap bertanggung jawab atas tragedi 9/11. Taliban memang segera jatuh tapi Osama baru bisa diperoleh, dalam keadaan tak bernyawa, pada 2011 di Pakistan.

Invasi ke Irak terbilang fenomenal. Ongkos invasi AS ke Irak mencapai US$ 770 miliar. Korban tewas dari pihak Irak sekitar 116 ribu warga sipil, 40 ribu serdadu/polisi/milisi. Sementara, tercatat 4.488 tentara AS dan 179 tentara Inggris tewas. Saddam Hussein makzul namun stabilitas masih jauh panggang dari api.

George W. Bush, yang dikelilingi kelompok neokonservatif, berdalih invasi ke Irak adalah bagian dari perang melawan terorisme. Pada masanya, ia masyhur karena tuntutannya agar negara-negara lain mengambil sikap tegas soal terorisme global. "You are either with us or against us," katanya.

Kelompok neokonservatif mengaitkan dalih perang melawan teroris dengan senjata pemusnah massal yang, menurut mereka, dimiliki rezim Saddam Hussein. Hingga kini, dalih itu tak terbukti. Senjata pemusnah massal hanya isapan jempol.
5 dari 6 halaman


Pembela Imigran: Jeb Bush

Jeb Bush lahir sebagai anak ketiga dari pernikahan George HW Bush dengan Barbara Pierce. Ia juga tak jauh-jauh dari politik.

Pada Juni lalu, Bush mengatakan belum memutuskan untuk mencalonkan diri dalam pemilihan presiden 2016 atau tidak. Jika itu terjadi, "Ini akan didasarkan pada apa yang saya yakini dan itu akan didasarkan pada catatan saya, dan saya akan memecahkan masalah dari perspektif konservatif."

"Saya memotong pajak setiap tahun, mengurangi ukuran pemerintah. Saya bertindak atas keyakinan pokok saya sebagai gubernur. Saya mampu, saya pikir, mengelola jalan saya sendiri," katanya seperti dikutip CBN News.

Pada bulan itu juga, Jeb menyatakan AS harus mereformasi aturan soal kaum imigran. Pasalnya, AS memerlukan lebih banyak sumber daya manusia untuk menggerakkan perekonomian.

Sementara, "Kaum imigran lebih subur," ujarnya. Pernyataan ini langsung memantik kontroversi, baik di kalangan Republik atau di luarnya.
 
Selama ini, Partai Republik selalu bersikap keras terhadap para imigran. Misalnya, menyebut mereka sebagai pemicu tindak kriminalitas. Jeb lunak boleh jadi karena menikahi perempuan keturunan Meksiko.
6 dari 6 halaman



Presiden ke-3?


Terkait Gedung Putih, Jeb yang paling mungkin dimunculkan keluarga Bush. Anaknya, P, masih butuh beberapa tahun lagi untuk mencapai kematangan sebagai kandidat presiden.

Menariknya, April silam, sebagaimana dikutip The Irish Time, ibunda Jeb, Barbara Bush, berkata begini: "Saya pikir AS adalah negara besar. Ada banyak keluarga terhormat, bukan hanya empat keluarga atau apa pun. Ada orang lain di luar sana yang sangat berkualitas dan sudah cukup Bush."

Apakah ini cuma basa-basi politik? Masih menjadi teka-teki.

Kennedy mungkin merupakan dinasti politik paling mengharu-biru dengan segara cerita darah dan air mata. Pada 1963, John F. Kennedy tewas ditembak saat menjabat presiden AS. Adiknya, Robert Kennedy, menemui ajal diterjang peluru ketika mengikuti konvensi calon presiden Partai Demokrat pada 1968.

Tapi, Bush tak pelak lagi merupakan dinasti politik paling berhasil dalam sejarah AS moderen. Komplet dengan segala kontroversinya.

Klan Kennedy baru menghasilkan seorang presiden. Bush sudah dua: George HW Bush dan George W. Bush. Mungkin juga menjadi tiga andai Jeb maju dan menang di 2016. (Yus)