Pemprov DKI Jakarta sedang mengkaji untuk mengalihkan peruntukan jalan layang non-tol (JLNT) di Jakarta ke angkutan umum, seperti untuk Transjakarta, Metromini, dan Kopaja.
Rencana itu dikemukakan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) terkait JLNT Pangeran Antasari-Blok M yang baru diresmikan Januari lalu, ternyata belum bisa membantu mengurai kemacetan.
"Kalau mau urai kemacetan, mungkin JLNT Antasari harus dipikirkan untuk bus, misalnya. Sama seperti yang kita bangun jalan layang untuk Transjakarta di Ciledug. Itu yang kita lagi kaji. Kalau perlu kita bikin untuk (angkutan) umum," ujar Ahok di Balai Kota Jakarta, Rabu (9/10/2013).
Ia mengatakan, berdasarkan teori jalan, JLNT memang tidak bisa mengurai kemacetan. Sebab, pertambahan jumlah kendaraan tidak seimbang dengan pembangunan ruas-ruas jalan, khususnya di Jakarta.
"Maka yang ada adalah bangun jalan layang khusus transportasi massal, baru bisa. Kita mau paksa orang kalau mau nyaman, naik bus. Makanya busnya harus beli dulu," kata Ahok. (Ado/Yus)
Rencana itu dikemukakan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) terkait JLNT Pangeran Antasari-Blok M yang baru diresmikan Januari lalu, ternyata belum bisa membantu mengurai kemacetan.
"Kalau mau urai kemacetan, mungkin JLNT Antasari harus dipikirkan untuk bus, misalnya. Sama seperti yang kita bangun jalan layang untuk Transjakarta di Ciledug. Itu yang kita lagi kaji. Kalau perlu kita bikin untuk (angkutan) umum," ujar Ahok di Balai Kota Jakarta, Rabu (9/10/2013).
Ia mengatakan, berdasarkan teori jalan, JLNT memang tidak bisa mengurai kemacetan. Sebab, pertambahan jumlah kendaraan tidak seimbang dengan pembangunan ruas-ruas jalan, khususnya di Jakarta.
"Maka yang ada adalah bangun jalan layang khusus transportasi massal, baru bisa. Kita mau paksa orang kalau mau nyaman, naik bus. Makanya busnya harus beli dulu," kata Ahok. (Ado/Yus)