Jangan kira menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri, harus melulu menjadi korban penganiayaan. Jika kita melewati sejumlah proses yang telah ditentukan dengan benar, kejadian miris seperti yang dialami TKW Wilfrida Soik yang terancam hukuman mati di Malaysia bisa dicegah.
Menjadi TKI memang memiliki potensi untuk berkembang. Untuk itu, jika ingin sukses bekerja di luar negeri, berikut kiat ala Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Moh Jumhur Hidayat.
"Ikuti aturan. Pelajari hukum dan budaya setempat," kata Jumhur kepada Liputan6.com di Jakarta, Rabu (9/10/2013).
Meski mempelajari budaya negara setempat itu penting, lanjut dia, tapi jangan sampai melupakan budaya bangsa. TKI tidak boleh terbawa arus pergaulan yang tidak sesuai dengan norma-norma di Indonesia. Selain itu, para TKI juga harus mempelajari dan mengamalkan kewajiban-kewajiban serta hak mereka sebagai pekerja.
"Skill sudah pasti harus ada. Sambil bekerja, TKI harus meningkatkan kemampuan diri," tuturnya.
"Jangan melupakan budaya kita. Kita bekerja, bukan untuk mengubah jati diri," pungkas Jumhur.
Swtali tiga uang, Kepala Balai Pelayanan, Penempatan, dan Perlindungan TKI (BP3TKI) Medan, Sumatera Utara, Haris Nainggolan pun mengamini imbauan Jumhur. Dia juga meminta para TKI agar tak terbawa arus pergaulan bebas.
"Berangkat secara legal, miliki Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri (KTKLN), dan mau bekerja keras, serta hindari pergaulan bebas," tutup Haris. (Tnt/Ein)
Menjadi TKI memang memiliki potensi untuk berkembang. Untuk itu, jika ingin sukses bekerja di luar negeri, berikut kiat ala Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Moh Jumhur Hidayat.
"Ikuti aturan. Pelajari hukum dan budaya setempat," kata Jumhur kepada Liputan6.com di Jakarta, Rabu (9/10/2013).
Meski mempelajari budaya negara setempat itu penting, lanjut dia, tapi jangan sampai melupakan budaya bangsa. TKI tidak boleh terbawa arus pergaulan yang tidak sesuai dengan norma-norma di Indonesia. Selain itu, para TKI juga harus mempelajari dan mengamalkan kewajiban-kewajiban serta hak mereka sebagai pekerja.
"Skill sudah pasti harus ada. Sambil bekerja, TKI harus meningkatkan kemampuan diri," tuturnya.
"Jangan melupakan budaya kita. Kita bekerja, bukan untuk mengubah jati diri," pungkas Jumhur.
Swtali tiga uang, Kepala Balai Pelayanan, Penempatan, dan Perlindungan TKI (BP3TKI) Medan, Sumatera Utara, Haris Nainggolan pun mengamini imbauan Jumhur. Dia juga meminta para TKI agar tak terbawa arus pergaulan bebas.
"Berangkat secara legal, miliki Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri (KTKLN), dan mau bekerja keras, serta hindari pergaulan bebas," tutup Haris. (Tnt/Ein)