Jokowi segera mencopot Lurah Ceger Fanda Fadly Lubis yang ditangkap oleh Kejaksaan Negeri Jakarta Timur pada Jumat 11 Oktober yang lalu. Fanda dan Bendaharanya, Zaitul diduga melakukan korupsi dana APBD senilai Rp 450 juta.
"Kalau sudah seperti itu, nanti langsung kami ganti," ujar gubernur DKI Jakarta yang bernama lengkap Joko Widodo tersebut di Jalan Taman Suropati Nomor 7, Jakarta Pusat, Senin (14/10/2013).
Jokowi mengakui, Fanda yang menjabat lurah melalui mekanisme lelang jabatan atau promosi dan seleksi terbuka lurah dan camat itu, tidak terdeteksi mempunyai rekam jejak yang kurang baik.
"Kalau ada, ya pasti nggak usah dikasih tahu. Sudah dapat dipastikan nggak akan masuk. Nggak akan lolos," tutur mantan Walikota Solo, Jawa Tengah itu.
Namun demikian, kader PDIP itu menolak bila dirinya disebut kecolongan. Padahal, semestinya selama mengikuti proses lelang jabatan, seluruh rekam jejak seorang calon lurah dan camat harusnya telah diketahui oleh panitia penyelenggara lelang jabatan.
"Ya, ndak kecolongan, tapi kan ini sulit untuk kontrol satu-satu. Ini kan masalah mentalitas," ucap Jokowi.
Ia pun menyatakan, menyerahkan sepenuhnya kasus ini kepada pihak Kejari Jakarta Timur untuk ditangani sesuai proses hukum yang berlaku. Karena telah diselidiki oleh Kejari sejak 2012 lalu, Jokowi pun yakin, anak buahnya tersebut telah melakukan kesalahan.
"Itu sudah masuk wilayah hukum mungkin sudah lama diperiksa. Dan kalau sudah dipastikan seperti itu, ya sudah pasti ada kesalahan-kesalahan seperti itu dilakukan. Itu kan memang terjadi di 2012 lalu," kata Jokowi. (Eks/Yus)
"Kalau sudah seperti itu, nanti langsung kami ganti," ujar gubernur DKI Jakarta yang bernama lengkap Joko Widodo tersebut di Jalan Taman Suropati Nomor 7, Jakarta Pusat, Senin (14/10/2013).
Jokowi mengakui, Fanda yang menjabat lurah melalui mekanisme lelang jabatan atau promosi dan seleksi terbuka lurah dan camat itu, tidak terdeteksi mempunyai rekam jejak yang kurang baik.
"Kalau ada, ya pasti nggak usah dikasih tahu. Sudah dapat dipastikan nggak akan masuk. Nggak akan lolos," tutur mantan Walikota Solo, Jawa Tengah itu.
Namun demikian, kader PDIP itu menolak bila dirinya disebut kecolongan. Padahal, semestinya selama mengikuti proses lelang jabatan, seluruh rekam jejak seorang calon lurah dan camat harusnya telah diketahui oleh panitia penyelenggara lelang jabatan.
"Ya, ndak kecolongan, tapi kan ini sulit untuk kontrol satu-satu. Ini kan masalah mentalitas," ucap Jokowi.
Ia pun menyatakan, menyerahkan sepenuhnya kasus ini kepada pihak Kejari Jakarta Timur untuk ditangani sesuai proses hukum yang berlaku. Karena telah diselidiki oleh Kejari sejak 2012 lalu, Jokowi pun yakin, anak buahnya tersebut telah melakukan kesalahan.
"Itu sudah masuk wilayah hukum mungkin sudah lama diperiksa. Dan kalau sudah dipastikan seperti itu, ya sudah pasti ada kesalahan-kesalahan seperti itu dilakukan. Itu kan memang terjadi di 2012 lalu," kata Jokowi. (Eks/Yus)