Sutiyo, kakek yang tewas saat mengantre kurban di Masjid Istiqlal dimakamkan hari ini, Selasa (16/10/2013), setelah diotopsi di Rumah Sakit Cipto Bangunkusumo (RSCM) Jakarta.
Seperti tayangan Liputan 6 Petang SCTV, korban pengantre daging kurban ini dimakamkan di TPU Penggilingan, Rawamangun, Jakarta Timur.
Kakek berumur 74 tahun ini terbujur kaku di depan gerbang utara Masjid Istiqlal Jakarta Selasa pagi usai terjatuh saat berupaya mengambil kupon daging kurban.
Tertarik ajakan tetangga inilah kali pertama sang kakek ikut mengantri daging kurban. Tidak disangka pengalaman pertama ini merenggut hidupnya. Diduga, ia tewas karena terinjak-injak.
Setelah diotopsi di RSCM, jenazah korban disemayamkan di kediamannya di Jalan Wahidin, Pasar Baru, Jakarta Pusat. Keluarga menyesalkan Sukiyo tetap pergi ke Istiqlal. Padahal sudah dilarang keluarga karena masih sakit.
Meskipun korban berusia lanjut dan sakit-sakitan tetapi kematian tragis yang mendadak, membuat keluarga merasa syok.
Sejumlah tetangga yang mengantri daging bersamanya menyebut bahwa korban terinjak-injak. Kesaksian tetangga korban ini bertolak belakang dengan pernyataan Kapolsek Metro Sawah Besar, Jakarta Pusat. Ia membantah situasi di lokasi kejadian berdesak-desakan hingga menewaskan Sutiyo. (Rmn/Mut)
Seperti tayangan Liputan 6 Petang SCTV, korban pengantre daging kurban ini dimakamkan di TPU Penggilingan, Rawamangun, Jakarta Timur.
Kakek berumur 74 tahun ini terbujur kaku di depan gerbang utara Masjid Istiqlal Jakarta Selasa pagi usai terjatuh saat berupaya mengambil kupon daging kurban.
Tertarik ajakan tetangga inilah kali pertama sang kakek ikut mengantri daging kurban. Tidak disangka pengalaman pertama ini merenggut hidupnya. Diduga, ia tewas karena terinjak-injak.
Setelah diotopsi di RSCM, jenazah korban disemayamkan di kediamannya di Jalan Wahidin, Pasar Baru, Jakarta Pusat. Keluarga menyesalkan Sukiyo tetap pergi ke Istiqlal. Padahal sudah dilarang keluarga karena masih sakit.
Meskipun korban berusia lanjut dan sakit-sakitan tetapi kematian tragis yang mendadak, membuat keluarga merasa syok.
Sejumlah tetangga yang mengantri daging bersamanya menyebut bahwa korban terinjak-injak. Kesaksian tetangga korban ini bertolak belakang dengan pernyataan Kapolsek Metro Sawah Besar, Jakarta Pusat. Ia membantah situasi di lokasi kejadian berdesak-desakan hingga menewaskan Sutiyo. (Rmn/Mut)