Sukses

`Penyebar Isu Penjemputan Eks Ketum PD Jangan Sembunyi`

Menurut Djoko, Rachmad harus berani muncul ke publik untuk mengatakan bahwa pernyataannya itu tidak benar.

Isu dijemputnya mantan Ketua Umum Partai Demokrat Subur Budhisantoso oleh Badan Intelijen Negara (BIN) berbuntut panjang. Menko Polhukam Djoko Suyanto ikut menanggapi.

"Terkait tuduhan yang tidak benar terhadap BIN yang dilontarkan oleh moderator Saudara M Rachmad pada acara diskusi di ormas PPI, seharusnya yang bersangkutan bersikap ksatria untuk minta maaf dan mengakui kesalahannya, bukan malah bersembunyi," kata Djoko dalam pernyataan singkat yang diterima Liputan6.com, Minggu (20/10/2013).   

Menurut Djoko, Rachmad harus berani muncul ke publik untuk mengatakan bahwa pernyataannya itu tidak benar karena pernyataan yang dia sampaikan juga di depan publik.

Kepala BIN Letjen TNI Marciano Norman sudah membantah kabar tersebut. Lebih jauh, "Kita lakukan upaya hukum ke kepolisian bahwa pernyataan itu merugikan nama kami. Langkah hukum akan diajukan kepada mereka yang sampaikan statement yang berkaitan dengan pemberitaan ini," ujar Marciano di kantor BIN, Kalibata, Jakarta Selatan, Sabtu (19/10/2013) malam.

Diskusi bertemakan 'Dinasti Versus Meritokrasi Politik' itu mengundang pembicara Ketua PPI Anas Urbaningrum, Chusnul Mariyah, dan Subur Budhisantoso. Namun Subur tidak hadir.

Sebagai moderator, Rahmad menyampaikan alasan ketidakhadiran Subur karena telah dijemput oleh BIN. Pernyataan itu kemudian tersebar luas melalui YouTube. (Yus)