Warga bantaran Waduk Pluit yang kini menghuni Rusun Marunda Cluster B mengaku kesulitan mencari biaya hidup. Selain tidak diperpanjang kontrak kerja oleh Kawasan Berikat Nusantara (KBN), area dagang yang disediakan Pemprov juga masih sepi pembeli.
"Saya ikut kerja juga di KBN, tapi masa kontrak habis, ya, jadi pengangguran lagi. Sekarang ngojek di daerah Muara Baru. Buat dagang masih sepi di sini, jadi jarang pembeli," kata warga Cluster B blok 1, Lukman (42), Jakarta Utara, Senin (21/10/2013).
Terlepas dari sulitnya mencari pekerjaan, mantan warga RT 18/19 Muara Baru mengaku senang tinggal di rusun. Dia berharap kepada Pemprov DKI agar membangun pasar dan tempat wisata di sekitar rusun.
Menurutnya, dengan begitu, rusun akan terlihat hidup karena, banyak masyarakat datang sehingga warga bisa membuka usaha baru.
"Senang tinggal di sini. Cuma ya itu kalau ada tempat wisata semisal bebek-bebekan atau apa saja yang bisa ngundang warga kemari kan bisa ramai. Sekarang mau usaha, modalnya nggak ada, sepi juga yang beli," ucap Lukman. (Mvi/Yus)
"Saya ikut kerja juga di KBN, tapi masa kontrak habis, ya, jadi pengangguran lagi. Sekarang ngojek di daerah Muara Baru. Buat dagang masih sepi di sini, jadi jarang pembeli," kata warga Cluster B blok 1, Lukman (42), Jakarta Utara, Senin (21/10/2013).
Terlepas dari sulitnya mencari pekerjaan, mantan warga RT 18/19 Muara Baru mengaku senang tinggal di rusun. Dia berharap kepada Pemprov DKI agar membangun pasar dan tempat wisata di sekitar rusun.
Menurutnya, dengan begitu, rusun akan terlihat hidup karena, banyak masyarakat datang sehingga warga bisa membuka usaha baru.
"Senang tinggal di sini. Cuma ya itu kalau ada tempat wisata semisal bebek-bebekan atau apa saja yang bisa ngundang warga kemari kan bisa ramai. Sekarang mau usaha, modalnya nggak ada, sepi juga yang beli," ucap Lukman. (Mvi/Yus)