Sukses

Ingin Kuasai Air, Ahok: Kita Rayu Aetra Sampai Mau Jual

Meski terlalu sulit membeli saham Palyja dan Aetra, namun Ahok berharap minimal dapat mengelola kembali 2 perusahaan air minum besar itu.

Pemprov DKI berencana mengambil alih pengelolan air di ibukota dengan membeli saham Perusahaan Air Minum (PAM) yang dimiliki swasta. Saham PAM Lyonnaise Jaya (PALYJA) saat ini sedang dalam proses negosiasi harga, kemudian Pemprov DKI juga akan menawar PT Aetra Air yang 95% sahamnya dimiliki Acuatico Pte Ltd (Singapura).

Namun, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memaklumi jika Acuatico tidak bersedia menjual perusahaann air minum itu. Ia mengatakan pihaknya hanya menginginkan agar seluruh bisnis pengelolaan air minum dikelola kembali Pemprov DKI melalui BUMD DKI. Apabila PT Aetra tidak bersedia dibeli sahamnya, maka Pemprov DKI tidak akan memaksa.

"Ya kita hanya ngomong ingin kan. Kalau dia tidak mau jual, ya itu haknya dia. Kalau mereka mau jual ya itu juga hak dia. Ya, tunggu saja dia sampai mau jual," ujar Ahok, sapaan akrab Basuki di Balaikota DKI Jakarta, Selasa (22/10/2013).

Menurut Ahok, pengusaha umumnya selalu melihat keuntungan. Jika ada pihak yang menawarkan membeli perusahaannya dengan harga tinggi, kemungkinan besar pengusaha tersebut bersedia menjual sahamnya.

"Kalau orang dagang, kalau dirayu terus dan dikasih harga bagus masa enggak mau jual. Kan kita Bussiness to Bussiness supaya kita bisa kuasai," ungkap Ahok.

Sebenarnya, mantan anggota komisis II DPR RI itu mengakui Aetra akan melakukan rebalancing kontrak yang tidak hanya menguntungkan perusahaannya, juga memberi keuntungan PDAM Jaya dan Pemprov DKI. Sehingga penawaran pembelian Aetra masih dalam kajian.

"Jujur saja, Aetra sih oke. Kita punya kontrak dia ikutin semua kok," kata Ahok.

Presiden Direktur PT Aetra Air Jakarta Mohamad Selim mengatakan, hingga kini tidak memiliki niat menjual sahamnya kepada pihak manapun. Lagipula, selama ini pihaknya sudah berupaya memberi keuntungan Pemprov DKI dengan meneruskan kerja sama.

"Perjanjian induk rebalancing kontrak sudah terpenuhi. Pemprov DKI dapat untung, kami pun dapat untung. Lagi pula kami tidak berniat sama sekali menjual Aetra," ungkap Selim. (Rmn/Mut)