Operasi perburuan monyet yang digelar Suku Dinas Peternakan Jakarta Timur mulai dijalankan. Dengan bantuan sejumlah awak media, Sudin Peternakan berhasil mengamankan 1 ekor monyet. Namun sang pengamen tidak terima monyetnya disita.
Seorang pengamen monyet yang tertangkap dalam gelaran razia ini, Apung (50) mengaku belum mengetahui larangan ini. Namun ia menegaskan, jika mempunyai modal akan bersedia meninggalkan profesi sebagai pengamen topeng monyet dengan membuka usaha lain yang lebih baik.
"Nggak tahu saya mah. Sebelumnya usaha bengkel. Kalau mau ada modalnya mau buka sendiri tambal ban. Asal ada modal saja saya buka tambal ban. Bukan alasan, emang engga mampu," jelas Apung di daerah Perumnas Cipinang Cempedak, Jakarta Timur, Selasa (22/10/2013).
Pria yang telah menggeluti profesi ini selama 2 tahun ini juga menegaskan, latar belakang pendidikan rendah membuatnya tidak mempunyai kesempatan pekerjaan lain. Ia berdalih, dengan profesi ini tidak terlalu memerlukan banyak tenaga.
"Kalau gini kan ngga perlu tenaga. Saya orang bodoh. Nggak lulus sekolah. Mau kerja apalagi," jelas Apung yang mengaku selalu bolak-balik Jonggol-Jakarta untuk pulang ke rumahnya.
Pantauan Liputan6.com, di sekitar tempat dia mangkal, terdapat sebuah sepeda motor Honda Supra Fit dengan Nomor Polisi B 6473 EFI. Kendaraan ini ia gunakan sehari-hari untuk pulang pergi ke Jakarta-Jonggol. (Rmn/Ism)
Seorang pengamen monyet yang tertangkap dalam gelaran razia ini, Apung (50) mengaku belum mengetahui larangan ini. Namun ia menegaskan, jika mempunyai modal akan bersedia meninggalkan profesi sebagai pengamen topeng monyet dengan membuka usaha lain yang lebih baik.
"Nggak tahu saya mah. Sebelumnya usaha bengkel. Kalau mau ada modalnya mau buka sendiri tambal ban. Asal ada modal saja saya buka tambal ban. Bukan alasan, emang engga mampu," jelas Apung di daerah Perumnas Cipinang Cempedak, Jakarta Timur, Selasa (22/10/2013).
Pria yang telah menggeluti profesi ini selama 2 tahun ini juga menegaskan, latar belakang pendidikan rendah membuatnya tidak mempunyai kesempatan pekerjaan lain. Ia berdalih, dengan profesi ini tidak terlalu memerlukan banyak tenaga.
"Kalau gini kan ngga perlu tenaga. Saya orang bodoh. Nggak lulus sekolah. Mau kerja apalagi," jelas Apung yang mengaku selalu bolak-balik Jonggol-Jakarta untuk pulang ke rumahnya.
Pantauan Liputan6.com, di sekitar tempat dia mangkal, terdapat sebuah sepeda motor Honda Supra Fit dengan Nomor Polisi B 6473 EFI. Kendaraan ini ia gunakan sehari-hari untuk pulang pergi ke Jakarta-Jonggol. (Rmn/Ism)