Sukses

Pengamat: Lingkaran Presiden Jadi Magnet bagi Para Sengkuni

Besarnya kekuasaan yang dimiliki Presiden maupun lembaga kepresidenan dinilai telah menjadi magnet bagi para `Sengkuni` untuk berkumpul.

Pakar Hukum Tata Negara, Irman Putra Sidin, menilai Presiden maupun lembaga kepresidenan di Indonesia telah menjadi magnet bagi para `Sengkuni` untuk berkumpul. Dengan pola ABS (asal bapak senang) para Sengkuni itu lihai mempengaruhi Presiden dalam membuaat kebijakan.

"Siapa pun yang jadi Presiden dan lembaga kepresidenan, akan menjadi magnet bagi para Sengkuni, karena kekuasaan Presiden itu sangat besar," kata Irman dalam peluncuran buku 'Presiden dalam Pusaran Politik Sengkuni' karya Bambang Soesatyo di Press Room Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (23/10/2013).

Irman menjelaskan, bila nantinya terjadi persoalan dalam pemerintahan yang dilakukan para Sengkuni tersebut, kepala negara tidak bisa lepas tangan.

"Kalau masuk level kebijakan negara yang keliru, tidak bisa Presiden mengatakan itu pembantu saya, atau karena menteri saya yang salah. Tetap Presiden yang harus bertanggung jawab," terangnya.

Karena itu, ia berharap pada Pemilu 2014 bangsa Indonesia mendapatkan sosok pemimpin yang tegas dan tidak mudah dipengaruhi oleh orang-orang yang ada disekitarnya. "Kita harus mendapatkan Presiden yang kuat agar terhindar dari para Sengkuni," tegasnya.

Sengkuni dalam lakon pewayangan adalah tokoh yang memiliki watak antagonis serta licik dan kerap menghasut para Kurawa agar memusuhi Pandawa. Istilah Sengkuni ini muncul ketika mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, dijadikan tersangka oleh KPK atas dugaan kasus gratifikasi proyek Hambalang beberapa waktu lalu.

Sementara itu, politisi Partai Golkar, Bambang Soesatyo, mengatakan buku yang diterbitkannya adalah untuk mengkritik sikap dan langkah kebijakan Presiden SBY saat ini.

"Buku ini saya rangkum dan saya tulis terhadap peristiwa yang terjadi sejak pemerintahan SBY tahun 2004 sampai saat ini yang juga terkait dengan orang-orang sekelilingnya," kata Bambang dalam peluncuran bukunya. (Ado)