Sukses

Atut Menghilang, Santri dan Ulama Banten Turun ke Jalan

Aksi unjukrasa yang rencananya akan dilakukan di sejumlah titik di Banten akan berakhir di gedung KPK.

Usai pemeriksaan pertama kali oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah seakan menghilang. Rupanya, ini memicu masyarakat Banten, khususnya para pemuda bahkan santri dan ulama turun ke jalan untuk melakukan unjuk rasa.

"Aksi ini menyikapi situasi politik di Banten pasca tangkap tangan TCW (Wawan) dan mulai terbongkarnya perilaku busuk Dinasti Atut yang tega menjarah uang rakyat Banten untuk kepentingan keluarganya," ujar kordinator aksi Eman Sulaeman kepada Liputan6.com, Kamis (24/10/2013).

Keprihatinan ini juga yang menurut Eman mendorong para santri dan ulama Banten untuk turun ke jalan. "Ini mendorong Forum Ulama dan Santri Banten serta Perkumpulan Jalak Muda (Jalan Politik Pemuda) Banten untuk datang ke Jakarta dan mendesak KPK untuk segera mengusut dan menindak dugaan korupsi di Banten."

Eman menjelaskan, unjuk rasa yang sedianya juga akan dilakukan di gedung KPK hari ini sekitar pukul 14.00 WIB harus tertunda. Sebab, izin kepada kepolisian belum dikabulkan.

"Sampai saat ini izin aksi massa belum diberikan oleh pihak kepolisian. Massa santri, ulama dan pemuda dari Jalak Muda Banten masih tertahan di mesjid Al-Ikhlas Kampung Peuni, Pandeglang, dengan penjagaan ketat aparat," jelas Eman.

Di daerah Cipacung, kata Eman, massa juga sudah dihadang sekumpulan orang-orang berpakaian hitam yang diduga massa pendukung Atut. Pihak kepolisian mengkhawatirkan terjadi bentrokan massa.

"Sekarang para pendekar sudah bubar. Jalak Muda Banten akan melanjutkan aksinya besok dengan jaminan keamanan dengan dikawal kepolisian sampai perbatasan Serang. Besok sepertinya aksi ke Kejati Banten batal hanya di Pandeglang dan dilanjutkan ke KPK," imbuh Eman. (Rmn/Mut)
Video Terkini