Liputan6.com, Jakarta: Rumah Sakit Umum Daerah Budhi Asih, Cawang, Jakarta Timur, terpaksa menambah 20 tenaga medis untuk melayani pasien penyakit demam berdarah yang terus bertambah. Hingga saat ini ada 138 pasien yang dirawat, setelah 34 orang penderita baru datang ke rumah sakit pada Jumat (27/2). Selain menambah tenaga medis, pengelola RSUD Budhi Asih juga menyediakan tempat tidur tambahan sebanyak 65 unit. Tempat tidur itu ditempatkan di lorong-lorong rumah sakit [baca: RSUD Budhi Asih Jakarta Kian Sesak].
Dinas Kesehatan DKI Jakarta juga menunjuk RS Pusat Angkatan Udara Dr Esnawan Antariksa untuk melayani pasien demam berdarah. Sejak Januari hingga Februari, tercatat 150 pasien demam berdarah yang dirawat di rumah sakit ini--50 di antaranya adalah pasien umum. Namun, saat ini tinggal 32 pasien yang masih dirawat.
Kepala RSP Antariksa dokter Bambang Y. menyatakan, pihaknya terus mengupayakan menambah sarana bagi pasien demam berdarah yang dirawat. Pihak rumah sakit juga membebaskan biaya administrasi bagi para pasien umum yang tidak mampu [baca: Biaya Pengadaan Darah Penderita DBD Ditanggung Pemerintah].
Di Desa Pandansari, Kecamatan Warung Asem, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, warga secara swadaya melakukan fogging atau pengasapan. Mereka khawatir penyakit demam berdarah akan menjangkiti warga, mengingat sejumlah daerah tetangga seperti Tegal dan Brebes telah terserang penyakit tersebut. Bahkan, sudah 37 orang meninggal dunia di Tegal akibat demam berdarah.
Untuk mengantisipasi meluasnya wabah demam berdarah, Pemerintah Kota Tegal menyiapkan dana bantuan sebesar Rp 200 juta untuk para korban. Dana itu diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tegal.
Pemerintah Provinsi Nusatenggara Barat meminta bantuan pemerintah pusat untuk segera mengirim cairan insektisida untuk pengasapan antidemam berdarah. Soalnya, menurut data di Dinas Kesehatan NTB, persediaan cairan insektisida hanya sekitar 400 liter. Sedangkan kebutuhannya mencapai 4.000 liter. Penyakit demam berdarah di NTB telah meminta empat korban jiwa. Sementara 238 lainnya harus dirujuk ke rumah sakit. Daerah endemis demam berdarah meliputi Mataram, Lombok Tengah, Lombok Timur, Lombok Barat, dan Bima [baca: Demam Berdarah di NTB Sudah Luar Biasa].
Di Sulawesi Selatan, hingga hari ini sudah 300 orang terjangkit demam berdarah. Tujuh orang di antaranya meninggal dunia. Daerah endemis meliputi Maros, Makassar, Gowa, Pare-Pare, Takalar, dan Sopeng.(ULF/Tim Liputan 6 SCTV)
Dinas Kesehatan DKI Jakarta juga menunjuk RS Pusat Angkatan Udara Dr Esnawan Antariksa untuk melayani pasien demam berdarah. Sejak Januari hingga Februari, tercatat 150 pasien demam berdarah yang dirawat di rumah sakit ini--50 di antaranya adalah pasien umum. Namun, saat ini tinggal 32 pasien yang masih dirawat.
Kepala RSP Antariksa dokter Bambang Y. menyatakan, pihaknya terus mengupayakan menambah sarana bagi pasien demam berdarah yang dirawat. Pihak rumah sakit juga membebaskan biaya administrasi bagi para pasien umum yang tidak mampu [baca: Biaya Pengadaan Darah Penderita DBD Ditanggung Pemerintah].
Di Desa Pandansari, Kecamatan Warung Asem, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, warga secara swadaya melakukan fogging atau pengasapan. Mereka khawatir penyakit demam berdarah akan menjangkiti warga, mengingat sejumlah daerah tetangga seperti Tegal dan Brebes telah terserang penyakit tersebut. Bahkan, sudah 37 orang meninggal dunia di Tegal akibat demam berdarah.
Untuk mengantisipasi meluasnya wabah demam berdarah, Pemerintah Kota Tegal menyiapkan dana bantuan sebesar Rp 200 juta untuk para korban. Dana itu diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tegal.
Pemerintah Provinsi Nusatenggara Barat meminta bantuan pemerintah pusat untuk segera mengirim cairan insektisida untuk pengasapan antidemam berdarah. Soalnya, menurut data di Dinas Kesehatan NTB, persediaan cairan insektisida hanya sekitar 400 liter. Sedangkan kebutuhannya mencapai 4.000 liter. Penyakit demam berdarah di NTB telah meminta empat korban jiwa. Sementara 238 lainnya harus dirujuk ke rumah sakit. Daerah endemis demam berdarah meliputi Mataram, Lombok Tengah, Lombok Timur, Lombok Barat, dan Bima [baca: Demam Berdarah di NTB Sudah Luar Biasa].
Di Sulawesi Selatan, hingga hari ini sudah 300 orang terjangkit demam berdarah. Tujuh orang di antaranya meninggal dunia. Daerah endemis meliputi Maros, Makassar, Gowa, Pare-Pare, Takalar, dan Sopeng.(ULF/Tim Liputan 6 SCTV)