Mantan Ketua DPC Partai Demokrat Cilacap Tri Dianto menilai, Susilo Bambang Yudhoyono kian galau menjelang masa jabatannya sebagai Presiden akan berakhir tahun depan. Kegalauan SBY, kata dia, bisa dilihat dari salah satunya yang kerap menyalahkan media.
"Saya kira SBY menjelang berakhirnya masa jabatan makin paranoid dan galau. Semua disalahkan, bahkan media," kata Tri dalam keterangan tertulisnya kepada Liputan6.com, Selasa (29/10/2013).
Menurut Tri, wajar jika media memberitakan SBY. Baik sebagai Presiden RI maupun Ketua Umum DPP Partai Demokrat. "Lagipula media itu memberitakan sesuatu itu pasti punya data dan bisa dipertanggungjawabkan," ucap Tri.
Pun terkait media yang juga kerap memberitakan Partai Demokrat. Menurut Tri, itu juga merupakan hal yang lumrah.
"Wajar media memberitakan Partai Demokrat, karena memang Partai Demokrat itu sudah melenceng dari partai yang bersih, santun, dan demokratis dengan banyaknya kader bermasalah," jelas Tri.
"Jadi saya kira SBY tidak usah melampiaskan kemarahannya kepada media. Lebih baik SBY segera melakukan pembaharuan di Partai Demokrat dengan mengganti sebagian besar pengurus yang terindikasi korupsi," tukas Tri.
Presiden SBY memang mengaku menjadi korban pers. Namun SBY juga berterima kasih karena kritikan dan kecaman yang dilakukan media massa telah menjadi cambuk untuk melaksanakan tugasnya lebih baik dan menjadikan dirinya bertahan.
"Saya salah satu korban pers, tetapi sekaligus saya berterima kasih kepada pers," kata SBY saat memberikan sambutan dalam silaturahmi dengan Pengurus Pusat Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) periode 2013-2015 di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Rabu 23 Oktober lalu. (Ali/Ism)
(Ali/Ism)
"Saya kira SBY menjelang berakhirnya masa jabatan makin paranoid dan galau. Semua disalahkan, bahkan media," kata Tri dalam keterangan tertulisnya kepada Liputan6.com, Selasa (29/10/2013).
Menurut Tri, wajar jika media memberitakan SBY. Baik sebagai Presiden RI maupun Ketua Umum DPP Partai Demokrat. "Lagipula media itu memberitakan sesuatu itu pasti punya data dan bisa dipertanggungjawabkan," ucap Tri.
Pun terkait media yang juga kerap memberitakan Partai Demokrat. Menurut Tri, itu juga merupakan hal yang lumrah.
"Wajar media memberitakan Partai Demokrat, karena memang Partai Demokrat itu sudah melenceng dari partai yang bersih, santun, dan demokratis dengan banyaknya kader bermasalah," jelas Tri.
"Jadi saya kira SBY tidak usah melampiaskan kemarahannya kepada media. Lebih baik SBY segera melakukan pembaharuan di Partai Demokrat dengan mengganti sebagian besar pengurus yang terindikasi korupsi," tukas Tri.
Presiden SBY memang mengaku menjadi korban pers. Namun SBY juga berterima kasih karena kritikan dan kecaman yang dilakukan media massa telah menjadi cambuk untuk melaksanakan tugasnya lebih baik dan menjadikan dirinya bertahan.
"Saya salah satu korban pers, tetapi sekaligus saya berterima kasih kepada pers," kata SBY saat memberikan sambutan dalam silaturahmi dengan Pengurus Pusat Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) periode 2013-2015 di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Rabu 23 Oktober lalu. (Ali/Ism)
(Ali/Ism)