Liputan6.com, Padang: Mahasiswa Universitas Negeri Padang (UNP) menguasai gedung Rektorat, Selasa (2/3). Mereka mendesak Profesor Doktor Mawardi Effendi mundur dari jabatannya sebagai Rektor UNP. Mahasiswa akan tetap menguasai kampus jika tuntutan mereka tak dipenuhi.
Aksi mahasiswa dipicu keputusan Mawardi yang tetap melantik sejumlah pembantu rektor (purek). Padahal, purek yang dilantik sama sekali tak diunggulkan oleh Senat UNP. Sebaliknya, menurut Mawardi, beberapa waktu silam, kebijakan melantik purek sudah tepat dan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 1999 tentang Pemilihan Rektor. Dalam peraturan itu disebutkan, purek harus bertanggung jawab kepada rektor, bukan ke senat.
Dalam unjuk rasa ini, selain menguasai gedung, mahasiswa juga memecahkan kaca-kaca jendela Rektorat. Ruang kerja Rektor UNP juga diobrak-abrik mahasiswa. Kursi rektor dan purek dibakar di halaman kampus. Ratusan personel kepolisian memasuki kawasan kampus untuk mencegah bentrok massa. Polisi juga memblokir Rektorat untuk mereda kerusuhan. Saat unjuk rasa berlangsung, Mawardi Effendi dikabarkan sedang berada di Jakarta.(ULF/Aldian)
Aksi mahasiswa dipicu keputusan Mawardi yang tetap melantik sejumlah pembantu rektor (purek). Padahal, purek yang dilantik sama sekali tak diunggulkan oleh Senat UNP. Sebaliknya, menurut Mawardi, beberapa waktu silam, kebijakan melantik purek sudah tepat dan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 1999 tentang Pemilihan Rektor. Dalam peraturan itu disebutkan, purek harus bertanggung jawab kepada rektor, bukan ke senat.
Dalam unjuk rasa ini, selain menguasai gedung, mahasiswa juga memecahkan kaca-kaca jendela Rektorat. Ruang kerja Rektor UNP juga diobrak-abrik mahasiswa. Kursi rektor dan purek dibakar di halaman kampus. Ratusan personel kepolisian memasuki kawasan kampus untuk mencegah bentrok massa. Polisi juga memblokir Rektorat untuk mereda kerusuhan. Saat unjuk rasa berlangsung, Mawardi Effendi dikabarkan sedang berada di Jakarta.(ULF/Aldian)