Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin menilai, tahun politik di 2013 dan 2014 tidak ada yang sesungguhnya berbuat untuk bangsa. Yang ada hanya peperangan menjatuhkan partai politik.
"Pengamatan Muhammadiyah bangsa ini mengalami pelemahan, deviasi, distorsi kebangsaan. Semua jauh panggang dari api. Wacana nasional yang berkembang itu lebih berkutat berkutat remeh-temeh. Soal hasil survei tapi tidak terlalu dikaitkan dengan cita-cita bangsa," kata Din di Jalan Menteng Raya Nomor 62, Jakarta Pusat, Rabu (30/10/2013).
Bahkan menurutnya, saat ini belum ada politisi yang mempunyai ide bagaimana bangsa Indonesia ke depan. Semua hanya sibuk meningkatkan popularitas dan hasil survei, tetapi tidak berpikir bagaimana mengurus negara ini.
"Bagaimana menghadapi tantangan global, dinamika regional Asia Timur, pergesaran pusat gravitasi dunia, pelemahan moral etika, tawuran di sana sini, tidak ada yang berpikir ke situ. Kita memang tidak sepenuhnya meletakkan wacana pada tadi itu, tapi Muhammadiyah melihat memprihatinkan," papar Din.
Din berharap, ada langkah yang kongkrit dari para pengambil kebijakan dalam melihat persoalan bangsa, dan tidak hanya menaikkan popularitasnya saja agar hasil survei tinggi. "Runtuh bangsa ini kalau pejabat publik mengalami demoralisasi," tandas Din. (Mvi/Ism)
"Pengamatan Muhammadiyah bangsa ini mengalami pelemahan, deviasi, distorsi kebangsaan. Semua jauh panggang dari api. Wacana nasional yang berkembang itu lebih berkutat berkutat remeh-temeh. Soal hasil survei tapi tidak terlalu dikaitkan dengan cita-cita bangsa," kata Din di Jalan Menteng Raya Nomor 62, Jakarta Pusat, Rabu (30/10/2013).
Bahkan menurutnya, saat ini belum ada politisi yang mempunyai ide bagaimana bangsa Indonesia ke depan. Semua hanya sibuk meningkatkan popularitas dan hasil survei, tetapi tidak berpikir bagaimana mengurus negara ini.
"Bagaimana menghadapi tantangan global, dinamika regional Asia Timur, pergesaran pusat gravitasi dunia, pelemahan moral etika, tawuran di sana sini, tidak ada yang berpikir ke situ. Kita memang tidak sepenuhnya meletakkan wacana pada tadi itu, tapi Muhammadiyah melihat memprihatinkan," papar Din.
Din berharap, ada langkah yang kongkrit dari para pengambil kebijakan dalam melihat persoalan bangsa, dan tidak hanya menaikkan popularitasnya saja agar hasil survei tinggi. "Runtuh bangsa ini kalau pejabat publik mengalami demoralisasi," tandas Din. (Mvi/Ism)