Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Sutiyoso menyatakan masih pikir-pikir mengajukan banding atas putusan vonis 1 bulan penjara dengan masa percobaan 2 bulan kasus pelanggaran kampanye.
"Terkait vonis ya mau bagaimana lagi. Ya, saya lagi pikir-pikir mau banding atau tidak. Saya hanya berharap ini peristiwa terakhir. Dan yang jadi korban Ketum Parpol mudah-mudahan hanya saya bukan yang lain," kata Bang Yos sapaan akrab Sutiyoso di Senayan, Jakarta, Jumat (1/11/2013).
Sutiyoso menilai pelanggaran aturan kampanye adalah salah tanggap. Karena, dia diminta memberikan sambutan. Lalu spontan, di dalam sambutan saya juga nggak ada visi-misinya. Ia pun mengaku hanya memberikan sambutan di depan kader sendiri.
"Wong saya sambutan di depan kader saya. Ratusan orang sampai ke jalan itu kan kader kita semua. Memang karena di lapangan, pastilah ada kan orang yang datang, beberapa saya akui. Tapi kan saya nggak kampanye," tegas Bang Yos.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menambahkan jika dirinya berkampanye maka ada juru kampanye, ada peraga, visi-misi, lalu rencana ke depan bagaimana. Namun, ia tidak melakukan itu. Ia pun mempertanyakan kampanye yang kerap dilakukan sejumlah politisi di media televisi.
"Saya bukan berkampanye. Saya kan di depan kader sendiri, dianggap kampanye. Bagaimana yang di TV beriklan ria itu. Bagaimana baliho di jalan-jalan itu? Bukan kampanye?" tanya Sutiyoso.
Menanggapi pelanggaran yang disebutkan panitia pengawas Pemilu, Sutiyoso menyatakan sudah ada rencana untuk menjebak. Karena, jika memang melanggar seharusnya aktivitasnya langsung dihentikan.
"Dan hal seperti itu kan banyak dilakukan hal lain juga. Ada Panwaslu di situ. Kalau ada arah salah, ya dihentikan dong. Bukan malah sibuk merekam begini bukti nanti di pengadilan. Artinya dia sudah memang menjebak kita ke sana. Kan gitu," tukas Bang Yos.
Bawaslu
Namun tudingan itu dibantah Kepala Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jawa Tengah Abhan Misbah. Ia mengatakan lembaganya tidak berniat menjebak Sutiyoso dalam kasus dugaan pelanggaran kampanye di luar jadwal tersebut.
"Panwaslu Kota Semarang sudah memperingatkan, tetapi panitia tetap menggelar acara itu," tukas Abhan. (Adi/Yus)
"Terkait vonis ya mau bagaimana lagi. Ya, saya lagi pikir-pikir mau banding atau tidak. Saya hanya berharap ini peristiwa terakhir. Dan yang jadi korban Ketum Parpol mudah-mudahan hanya saya bukan yang lain," kata Bang Yos sapaan akrab Sutiyoso di Senayan, Jakarta, Jumat (1/11/2013).
Sutiyoso menilai pelanggaran aturan kampanye adalah salah tanggap. Karena, dia diminta memberikan sambutan. Lalu spontan, di dalam sambutan saya juga nggak ada visi-misinya. Ia pun mengaku hanya memberikan sambutan di depan kader sendiri.
"Wong saya sambutan di depan kader saya. Ratusan orang sampai ke jalan itu kan kader kita semua. Memang karena di lapangan, pastilah ada kan orang yang datang, beberapa saya akui. Tapi kan saya nggak kampanye," tegas Bang Yos.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menambahkan jika dirinya berkampanye maka ada juru kampanye, ada peraga, visi-misi, lalu rencana ke depan bagaimana. Namun, ia tidak melakukan itu. Ia pun mempertanyakan kampanye yang kerap dilakukan sejumlah politisi di media televisi.
"Saya bukan berkampanye. Saya kan di depan kader sendiri, dianggap kampanye. Bagaimana yang di TV beriklan ria itu. Bagaimana baliho di jalan-jalan itu? Bukan kampanye?" tanya Sutiyoso.
Menanggapi pelanggaran yang disebutkan panitia pengawas Pemilu, Sutiyoso menyatakan sudah ada rencana untuk menjebak. Karena, jika memang melanggar seharusnya aktivitasnya langsung dihentikan.
"Dan hal seperti itu kan banyak dilakukan hal lain juga. Ada Panwaslu di situ. Kalau ada arah salah, ya dihentikan dong. Bukan malah sibuk merekam begini bukti nanti di pengadilan. Artinya dia sudah memang menjebak kita ke sana. Kan gitu," tukas Bang Yos.
Bawaslu
Namun tudingan itu dibantah Kepala Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jawa Tengah Abhan Misbah. Ia mengatakan lembaganya tidak berniat menjebak Sutiyoso dalam kasus dugaan pelanggaran kampanye di luar jadwal tersebut.
"Panwaslu Kota Semarang sudah memperingatkan, tetapi panitia tetap menggelar acara itu," tukas Abhan. (Adi/Yus)