Sukses

KSPI: Banyak `Pengusaha Hitam` Enggan Upah Buruh Naik

KSPI menilai banyak pengusaha enggan menaikkan upah buruh kendati biaya pengupahan hanya 12 persen dari semua biaya yang dikeluarkan.

Sekretaris Jenderal Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Muhammad Rusdi mengatakan banyak pengusaha yang enggan upah buruh dinaikkan. Padahal, biaya produksi untuk buruh hanya 12 persen dari total semua biaya yang dikeluarkan pengusaha.

"Labour cost itu hanya 12 persen, tapi pungutan liar mencapai 15 persen," kata Rusdi dalam sebuah diskusi di bilangan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (2/11/2013).

Rusdi berujar, tak sedikit pengusaha yang tidak jujur untuk mengakui hal tersebut. Sehingga, tuntutan kenaikan upah yang diajukan buruh selalu dianggap memberatkan pengusaha.

"Kami mau pengusaha jangan mementingkan pungli. Kan ada mekanisme penangguhan, kalau tak bisa membayar," ujar Rusdi.

Melihat hal tersebut, Rusdi menuding pengusaha jenis tersebut sebagai pengusaha hitam. Sebab, mereka dianggap tak jujur dalam memberi kesejahteraan terhadap buruh. "Pengusaha hitam banyak bermain, dia mampu tapi bilang tak mampu. Pengusaha hitam enggan upah buruh naik," tegas Rusdi.

Sebelumnya, KSPI menegaskan kecewa dengan keputusan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang menetapkan Upah Minimum Provinsi (UMP) 2014 untuk DKI Jakarta sebesar Rp 2,44 juta atau lebih rendah dari tuntutan buruh Rp 3,7 juta.

Presiden KSPI, Said Iqbal mengatakan, keputusan Jokowi tentang UMP tersebut telah mengembalikan rezim upah murah, karena keputusan ini akan berdampak negatif ke beberapa daerah lainnya. "Nilai UMP Rp 2,4 juta sangat tidak layak untuk hidup di Jakarta," kata Iqbal. (Ado/Yus)



Video Terkini