Dalam hal pemberantasan korupsi di lingkungan pejabat pemerintah, Malaysia menyanjung Indonesia. Pernyataan itu muncul lantaran lembaga yang menangani korupsi di Indonesia dinilai kuat.
Mantan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim tak sungkan mengungkapkan sanjungan kepada Indonesia. Menurutnya, pertemuannya dengan Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Irman Gusman adalah sebuah pembelajaran bagi Malaysia. Terutama dalam hal segi pembinaan terhadap penangan kasus hukum dan korupsi.
"Saya tentu mengambil kesempatan itu untuk memberikan kejelasan, bahwa institusi dibentuk karena Malaysia dari segi pembinaan jauh ke belakang (tertinggal) Indonesia. Seperti pemberantasan korupsi yang tidak kuat," ujar Anwar Ibrahim di Sabang, Jakarta Pusat, Selasa (5/11/2013).
Menurut Anwar, pertemuan ini akan dimanfaatkan untuk pembelajaran di Malaysia. Anwar mengambil contoh penanganan kasus dugaan korupsi di Malaysia.
"Kelemahannya, bila dilakukan investigasi terhadap pemimpin seperti menteri ke atas akan lepas semua dari hukum. Jika polisi ke bawah pasti kena," lanjutnya sambil tersenyum.
Menurutnya, Malaysia harus bisa mengurus dengan efisien untuk menghentikan praktik korupsi. Contohnya, komoditi yang menjadi perhatian di Malaysia adalah beras dan gula, yang seringkali di monopoli yang dianggap sebagai lahan basah pelanggaran hukum.
"Saya meminta kepada Pemerintah untuk menghentikan kebocoran, korupsi, karena di dalam pemerintah Malaysia rusak. Hal-hal itu harus dibenarkan. Kita mau tahu siapa yang kontrol. Kalau di Malaysia beras dan gula di monopoli jadi prioritas, dan itu yang harus dihentikan," tandas Anwar. (Tnt/Ism)
Mantan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim tak sungkan mengungkapkan sanjungan kepada Indonesia. Menurutnya, pertemuannya dengan Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Irman Gusman adalah sebuah pembelajaran bagi Malaysia. Terutama dalam hal segi pembinaan terhadap penangan kasus hukum dan korupsi.
"Saya tentu mengambil kesempatan itu untuk memberikan kejelasan, bahwa institusi dibentuk karena Malaysia dari segi pembinaan jauh ke belakang (tertinggal) Indonesia. Seperti pemberantasan korupsi yang tidak kuat," ujar Anwar Ibrahim di Sabang, Jakarta Pusat, Selasa (5/11/2013).
Menurut Anwar, pertemuan ini akan dimanfaatkan untuk pembelajaran di Malaysia. Anwar mengambil contoh penanganan kasus dugaan korupsi di Malaysia.
"Kelemahannya, bila dilakukan investigasi terhadap pemimpin seperti menteri ke atas akan lepas semua dari hukum. Jika polisi ke bawah pasti kena," lanjutnya sambil tersenyum.
Menurutnya, Malaysia harus bisa mengurus dengan efisien untuk menghentikan praktik korupsi. Contohnya, komoditi yang menjadi perhatian di Malaysia adalah beras dan gula, yang seringkali di monopoli yang dianggap sebagai lahan basah pelanggaran hukum.
"Saya meminta kepada Pemerintah untuk menghentikan kebocoran, korupsi, karena di dalam pemerintah Malaysia rusak. Hal-hal itu harus dibenarkan. Kita mau tahu siapa yang kontrol. Kalau di Malaysia beras dan gula di monopoli jadi prioritas, dan itu yang harus dihentikan," tandas Anwar. (Tnt/Ism)