Pimpinan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Daniel Zuchron memersilakan semua pihak mengkritik kinerjanya. Bukan mengkritik pembelian mobil dinas pimpinan Bawaslu.
"Betul kami sudah beli 5 mobil Toyota Camry. Persisnya silakan dikonfirmasi kepada Sekjen saja. Karena fokus saya kan hanya pada kinerja saja. Silakan kritik. Namun untuk ke saya, silakan kritik kinerja instansi kami," kata Daniel di Gedung Bawaslu, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (7/11/2013).
Daniel berujar, hal yang subtansial yang perlu dilihat masyarakat adalah hal-hal terkait pengawasan tahapan Pemilu 2014. Bagaimana Bawaslu mengawal penyelenggaraan pemilu yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Kami bekerja secara subsanttif dan kami melakukannya. Bagaimana kami mengawal dan menemukan kekurangan DPT (Daftar Pemilih Tetap) dan yang lainnya terkait tahapan pemilu," ujar Daniel.
Namun, Daniel tak bisa melarang jika ada kelompok masyarakat yang mengkritik pembelian mobil dinas pimpinan Bawaslu. Karena ini negara demokrasi. Siapa saja boleh memberikan pandangannya.
"Itu kan melihatnya hanya kami memakai mobil dinas baru, tapi yang terpenting sebenarnya lihatlah kami bagaimana bekerja. Di situlah masyarakat harus ikut mengawal," tandas Daniel.
Pengamat pemilu dari Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma) Said Salahudin menilai pembelian mobil dinas Bawaslu jenis Toyota Camry sebagai bentuk pemborosan. (Ism/Sss)
"Betul kami sudah beli 5 mobil Toyota Camry. Persisnya silakan dikonfirmasi kepada Sekjen saja. Karena fokus saya kan hanya pada kinerja saja. Silakan kritik. Namun untuk ke saya, silakan kritik kinerja instansi kami," kata Daniel di Gedung Bawaslu, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (7/11/2013).
Daniel berujar, hal yang subtansial yang perlu dilihat masyarakat adalah hal-hal terkait pengawasan tahapan Pemilu 2014. Bagaimana Bawaslu mengawal penyelenggaraan pemilu yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Kami bekerja secara subsanttif dan kami melakukannya. Bagaimana kami mengawal dan menemukan kekurangan DPT (Daftar Pemilih Tetap) dan yang lainnya terkait tahapan pemilu," ujar Daniel.
Namun, Daniel tak bisa melarang jika ada kelompok masyarakat yang mengkritik pembelian mobil dinas pimpinan Bawaslu. Karena ini negara demokrasi. Siapa saja boleh memberikan pandangannya.
"Itu kan melihatnya hanya kami memakai mobil dinas baru, tapi yang terpenting sebenarnya lihatlah kami bagaimana bekerja. Di situlah masyarakat harus ikut mengawal," tandas Daniel.
Pengamat pemilu dari Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma) Said Salahudin menilai pembelian mobil dinas Bawaslu jenis Toyota Camry sebagai bentuk pemborosan. (Ism/Sss)