Setiap daerah mempunyai angkutan umum yang khas. Di Filipina, ada Jeepney yang merupakan mobil peninggalan Perang Dunia II yang masih dimanfaatkan hingga kini. Ingin tahu bagaimana serunya naik Jeepney, berikut ulasannya.
Dalam tayangan Liputan 6 SCTV, Jumat (8/11/2013), deretan mobil Jeepney yang merupakan angkutan khas Filipina selalu menghiasi wajah Kota Manila. Jeepney adalah bagian dari sejarah Filipina dan menjadi saksi tentara Amerika Serikat meninggalkan Filipina pada akhir Perang Dunia II. AS meninggalkan ratusan mobil jeep tersebut yang semula digunakan militer Filipina. Mobil dengan mesin bandel ini lalu dimodifikasi menjadi angkutan umum.
Dengan memperpajang bodi belakang mobil, Jeepney menjadi angkutan andalan masyarakat Filipina. Karena tarifnya murah yaitu 8 peso atau sekitar Rp 2 ribu, cara membayarnya pun unik diestafetkan antar penumpang sampai ke sopir.
Eksterior Jeepney pun dibuat semenarik mungkin dengan chrome dan warna serta gambar yang menarik. Mulai dari gambar pemandangan sampai gambar-gambar religi. Tidak ada nomer trayek kendaraan, tetapi tulisan trayek ada di bagian samping. Tak ada seragam khusus bagi supir Jeepney, penghasilan yang dibawa pulang pun cukup lumayan.
Untuk mempertahankan kelestarian angkutan rakyat Filipina ini didirikanlah pabrik perakitan antara lain di Kota Cebu dan Valenzuela City. Lempeng logam dipotong dan dirakit untuk membentuk Jeepney. Mesin Jeep lama masih dipertahankan dan diganti bagian yang rusak saja. Kemudian dicat dengan warna dan gambar menarik.
Jeepney terus dipertahankan sebagai bagian dari sejarah Filipina dan menjadi angkutan andalan rakyatnya hingga kini. (Adi/Yus)
Dalam tayangan Liputan 6 SCTV, Jumat (8/11/2013), deretan mobil Jeepney yang merupakan angkutan khas Filipina selalu menghiasi wajah Kota Manila. Jeepney adalah bagian dari sejarah Filipina dan menjadi saksi tentara Amerika Serikat meninggalkan Filipina pada akhir Perang Dunia II. AS meninggalkan ratusan mobil jeep tersebut yang semula digunakan militer Filipina. Mobil dengan mesin bandel ini lalu dimodifikasi menjadi angkutan umum.
Dengan memperpajang bodi belakang mobil, Jeepney menjadi angkutan andalan masyarakat Filipina. Karena tarifnya murah yaitu 8 peso atau sekitar Rp 2 ribu, cara membayarnya pun unik diestafetkan antar penumpang sampai ke sopir.
Eksterior Jeepney pun dibuat semenarik mungkin dengan chrome dan warna serta gambar yang menarik. Mulai dari gambar pemandangan sampai gambar-gambar religi. Tidak ada nomer trayek kendaraan, tetapi tulisan trayek ada di bagian samping. Tak ada seragam khusus bagi supir Jeepney, penghasilan yang dibawa pulang pun cukup lumayan.
Untuk mempertahankan kelestarian angkutan rakyat Filipina ini didirikanlah pabrik perakitan antara lain di Kota Cebu dan Valenzuela City. Lempeng logam dipotong dan dirakit untuk membentuk Jeepney. Mesin Jeep lama masih dipertahankan dan diganti bagian yang rusak saja. Kemudian dicat dengan warna dan gambar menarik.
Jeepney terus dipertahankan sebagai bagian dari sejarah Filipina dan menjadi angkutan andalan rakyatnya hingga kini. (Adi/Yus)