Cerita perusakan pintu gerbang dan 3 mobil yang terparkir di rumah istri muda Adiguna Sutowo, Vika Dewayani, F atau Flo semakin menemui titik terang. Cerita lengkap perusakan rumah yang beralamat di Jalan Pulomas Barat VII Blok D2, Jakarta Timur, pada Sabtu dinihari 26 Oktober itu didapat setelah polisi memeriksa sopir Adiguna, Daryono.
Cerita itu bermula pada pukul 22.00 WIB, Jumat malam 25 Oktober. Saat itu, Adiguna dan Daryono berangkat dari rumahnya di daerah Kamboja, Menteng dengan menggunakan mobil Mercedes Benz. Mobil yang sama dipakai Flo melakukan aksi perusakan. Dari Menteng, keduanya menuju Hotel Four Season. Kemudian mampir ke Bengkel Cafe yang terletak di daerah Sudirman, Jakarta Selatan.
"Di Bengkel Cafe sampai pukul 1 dini hari," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto di kantornya, Jakarta, Jumat (8/11/2013).
Rikwanto menuturkan, ketika mengantarkan Adiguna ke Bengkel Cafe, Daryono menunggu di luar. Sekitar pukul 1 dinihari itulah Adiguna keluar bersama dengan Flo dalam keadaan mabuk. Mereka kemudian masuk ke mobil Mercy. Adiguna meminta diantar ke rumah Vika di daerah Pulomas Barat, Jakarta Timur.
Dalam perjalanan ke rumah Vika, Adiguna dan Flo terlibat adu mulut. Namun Daryono tak mengetahui apa yang dibicarakan kedua orang di dalam mobil yang dia kendarai itu. Sebab Adiguna dan Flo menggunakan bahasa Inggris.
"Sebelum Flo menabrak mobil di rumah Adiguna, di dalam mobil sepulang dari Bengkel Cafe itu keduanya seperti orang sedang marahan, berbicara dengan nada keras. Daryono nggak ngerti karena keduanya berbicara Bahasa Inggris," ungkapnya.
Tibalah mobil Mercy yang disopiri Daryono itu di depan Rumah Vika. Daryono turun dan membukakan pintu pagar rumah. Saat itulah Flo berpindah ke bangku sopir dan menyuruh Daryono minggir.
Melihat gelagat itu, Daryono mencoba mengingatkan, namun Flo tetap menyalakan mesin mobil dan menabrakannya ke beberapa mobil yang terparkir. "Daryono menyuruh F jangan duduk di bangku sopir, namun F tak menghiraukan. Seketika itu F menabrakkan mobil dan Adiguna ada di dalamnya," tutur Rikwanto.
Setelah menabrak beberapa mobil yang terparkir di garasi rumah Vika, Flo keluar dan berteriak-teriak. Lagi-lagi dia menggunakan Bahasa Inggris. Sehingga Daryono tetap saja tak mengerti apa yang diucapkan Flo. Saat peristiwa penabrakan dan perusakan berlangsung, Adiguna masih berada di dalam mobil Mercy. Dalam kondisi teler di kursi belakang.
Dalam keadaan bingung, Daryono menelpon salah satu karyawan Adiguna bernama Hendry, untuk meminta bantuan. Beberapa saat kemudian, Hendry datang ke rumah Vika dengan mengendarai mobil Honda City untuk melihat keadaan.
Hendry akhirnya bisa membujuk F untuk masuk ke dalam Honda City bersama Adiguna dan Daryono. Rencananya keempat orang akan pulang ke rumah Adiguna di Jalan Kamboja Menteng. Namun di tengah perjalanan, Flo meminta turun dan pergi menggunakan taksi.
"Saat sampai jalan dekat pacuan kuda Pulomas F minta mobil berhenti, kemudian turun. Daryono coba mengejar F namun F sudah naik taksi dan dari situlah sampai sekarang F tak diketahui keberadaannya," pungkas Rikwanto. (Eks/Ism)
Cerita itu bermula pada pukul 22.00 WIB, Jumat malam 25 Oktober. Saat itu, Adiguna dan Daryono berangkat dari rumahnya di daerah Kamboja, Menteng dengan menggunakan mobil Mercedes Benz. Mobil yang sama dipakai Flo melakukan aksi perusakan. Dari Menteng, keduanya menuju Hotel Four Season. Kemudian mampir ke Bengkel Cafe yang terletak di daerah Sudirman, Jakarta Selatan.
"Di Bengkel Cafe sampai pukul 1 dini hari," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto di kantornya, Jakarta, Jumat (8/11/2013).
Rikwanto menuturkan, ketika mengantarkan Adiguna ke Bengkel Cafe, Daryono menunggu di luar. Sekitar pukul 1 dinihari itulah Adiguna keluar bersama dengan Flo dalam keadaan mabuk. Mereka kemudian masuk ke mobil Mercy. Adiguna meminta diantar ke rumah Vika di daerah Pulomas Barat, Jakarta Timur.
Dalam perjalanan ke rumah Vika, Adiguna dan Flo terlibat adu mulut. Namun Daryono tak mengetahui apa yang dibicarakan kedua orang di dalam mobil yang dia kendarai itu. Sebab Adiguna dan Flo menggunakan bahasa Inggris.
"Sebelum Flo menabrak mobil di rumah Adiguna, di dalam mobil sepulang dari Bengkel Cafe itu keduanya seperti orang sedang marahan, berbicara dengan nada keras. Daryono nggak ngerti karena keduanya berbicara Bahasa Inggris," ungkapnya.
Tibalah mobil Mercy yang disopiri Daryono itu di depan Rumah Vika. Daryono turun dan membukakan pintu pagar rumah. Saat itulah Flo berpindah ke bangku sopir dan menyuruh Daryono minggir.
Melihat gelagat itu, Daryono mencoba mengingatkan, namun Flo tetap menyalakan mesin mobil dan menabrakannya ke beberapa mobil yang terparkir. "Daryono menyuruh F jangan duduk di bangku sopir, namun F tak menghiraukan. Seketika itu F menabrakkan mobil dan Adiguna ada di dalamnya," tutur Rikwanto.
Setelah menabrak beberapa mobil yang terparkir di garasi rumah Vika, Flo keluar dan berteriak-teriak. Lagi-lagi dia menggunakan Bahasa Inggris. Sehingga Daryono tetap saja tak mengerti apa yang diucapkan Flo. Saat peristiwa penabrakan dan perusakan berlangsung, Adiguna masih berada di dalam mobil Mercy. Dalam kondisi teler di kursi belakang.
Dalam keadaan bingung, Daryono menelpon salah satu karyawan Adiguna bernama Hendry, untuk meminta bantuan. Beberapa saat kemudian, Hendry datang ke rumah Vika dengan mengendarai mobil Honda City untuk melihat keadaan.
Hendry akhirnya bisa membujuk F untuk masuk ke dalam Honda City bersama Adiguna dan Daryono. Rencananya keempat orang akan pulang ke rumah Adiguna di Jalan Kamboja Menteng. Namun di tengah perjalanan, Flo meminta turun dan pergi menggunakan taksi.
"Saat sampai jalan dekat pacuan kuda Pulomas F minta mobil berhenti, kemudian turun. Daryono coba mengejar F namun F sudah naik taksi dan dari situlah sampai sekarang F tak diketahui keberadaannya," pungkas Rikwanto. (Eks/Ism)