Sukses

Akhirnya, Indonesia Memiliki Dokumentasi Musik Klasik

Buku Twilite Orchestra bisa dibilang sebagai apresiasi atau ucapan selamat buat para pelaku musik klasik di Indonesia. Selama ini, Indonesia tak pernah memiliki catatan mengenai perjalanan musik orkestra.

Liputan6.com, Jakarta: Penantian selama tiga tahun itu berbuah juga akhirnya. Buku Twilite Orchestra (TO) yang berisi rekaman perjalanan orkestra yang ngetop di Tanah Air itu diterbitkan Addie M.S., konduktor TO di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Rabu silam. Ninok Leksono, wartawan senior Harian Kompas yang menulis buku itu juga mengaku lega.

Ninok Leksono, dalam dialog bersama reporter SCTV Sella Wangkar, Ahad (14/3) pagi, mengatakan, buku tersebut bisa dibilang sebagai apresiasi atau semacam ucapan selamat buat para pelaku musik klasik di Indonesia. Sebab, selama ini, Indonesia tak pernah memiliki catatan mengenai perjalanan musik orkestra. Dan, setelah sekian lama mengikuti serta mengamati sepak terjang TO, masyarakat bisa mengetahuinya lewat buku tersebut.

Addie M.S. yang juga hadir di studio mengatakan, peluncuran buku tersebut tertunda selama tiga tahun lantaran masalah uang. Seharusnya buku TO sudah terbit pada 2001. Selama tiga tahun pula Addie menabung agar bisa menerbitkan bukunya. Dia juga mengaku bergerilya menyebarkan proposal kepada para sponsor.

Buku TO terdiri dari 12 bab setebal 232 halaman yang berisi sejarah TO, termasuk cara TO bertahan hingga prestasi yang pernah dicapai selama 13 tahun berdiri. Harga satu ekslemparnya Rp 185 ribu. Namun, karena dirasa masih mahal, "Akhirnya kita subsidi jadi Rp 175 ribu," kata suami penyanyi Memes ini.

Selain buku, Addie juga meluncurkan compact disk berjudul La Forza del Destino yang artinya Kekuatan Takdir, karya opera komponis Italia Giuseppe Verdi. Menurut Addie, judul La Forza del Destino diambil karena perjalanan TO penuh kekuatan takdir, dari masa sulitnya hingga beberapa kali nyaris dibubarkan, sampai eksis seperti sekarang ini. "Ini anugerah tersendiri buat kita," Addie melanjutkan.

Menurut Addie, buku TO diterbitkan karena melihat kondisi di Indonesia. Sebuah dokumentasi tentang musik klasik Indonesia adalah hal langka. Saat ini, Addie mengaku tengah merancang sebuah konsep pergelaran musik klasik yang melibatkan murid-murid sekolah. Menurut Addie, regenerasi sangat dibutuhkan dalam hal apa pun. Beberapa waktu silam, TO pernah mengunjungi sekolah-sekolah dasar. "Sekarang kita ingin meng-explore minat anak sekolah," kata Addie.(SID)
    Video Terkini