Sukses

SBY Minta BNPB Kirim Bantuan untuk Korban Topan di Filipina

Presiden SBY memerintahkan Kepala BNPB, Syamsul Maarif, untuk mempersiapkan bantuan kemanusiaan kepada para korban.

Setelah menerima informasi mengenai dampak siklon tropis Haiyan yang meluluhlantakkan wilayah Filipina, Presiden SBY memerintahkan Kepala BNPB, Syamsul Maarif, untuk mempersiapkan bantuan kemanusiaan kepada para korban.

"SBY perintahkan Kepala BNPB pada Sabtu, 9 November pukul 23.00 WIB, agar mempersiapkan bantuan kemanusiaan korban siklon di Filipina. Kepala BNPB selanjutnya menindaklajutinya," ungkap Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB dalam keterangan tertulisnya yang diterima Liputan6.com, Minggu (10/11/2013).
 
Sutopo menjelaskan, hal pertama yang akan dilakukan pihaknya dalam pemberian bantuan itu adalah menghubungi Duta Besar RI di Filipina. Lalu berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri RI dan AHA Center.

"Ketiga, melakukan koordinasi dengan TNI untuk penggunaan pesawat Hercules C-130, Basarnas, Kementerian Kesehatan, Polri. Keempat, mempersiapkan kebutuhan logistik dan atau personil ke Filipina untuk pertolongan korban siklon. Satuan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (SRC PB) agar siap dikirim ke lokasi bencana," urai Sutopo.

Yang kelima, lanjutnya, belajar dari pengalaman pengiriman bantuan serupa ke gempa di Haiti tahun 2010 dan gempa di Sinchuan Cina tahun 2007, agar bantuan dapat berhasil dengan baik.

"Keenam, pengiriman bantuan tetap memperhatikan kondisi cuaca. Pengalaman sebelumnya ketika mengirimkan barang dari Indonesia ke Filipina, ada kendala cuaca dan gelombang laut," sambung Sutopo.
 
Menurut Duta Besar RI di Filipina yang telah mengirimkan informasi kepada Menteri Luar Negeri RI dan Kepala BNPB, saat ini kebutuhan yang paling mendesak adalah air minum, generator, obat-obatan khususnya antiobiotik, dan makanan siap saji. Selain itu, pemerintah Indonesia pun terus berkoordinasi dengan Pemerintah Filipina, mengenai bentuk bantuannya.

Sebelumnya, BNPB pernah memberikan bantuan korban bencana ke Filipina 3 kali.

"Yaitu US$ 400 ribu untuk korban banjir dan longsor pada Oktober 2011. US$ 500 ribu saat terlanda Siklon Washi pada Desember 2011 dan US$ 1 juta berikut 2 ribu ton beras, obat-obat, tenda dan selimut pada saat terjadi Siklon Bopha/Pablo pada Januari 2013," bebernya.

"Selain itu personil dari SRC PB, medis, SAR dan relawan juga dikirimkan," pungkas Sutopo. (Tnt/Yus)