Sukses

[VIDEO] Keluarga Tunggu Kepulangan Jenazah Korban Heli TNI

Dalam suasana duka, keluarga masih terus menunggu perkembangan proses pemulangan jenazah dari lokasi jatuhnya helikopter.

Suasana duka menyelimuti rumah para korban tewas jatuhnya helikopter TNI Angkatan Darat di Semarang, Jawa Tengah. Keluarga masih menunggu perkembangan evakuasi dan pemulangan jenazah. Pihak TNI AD terus mengupayakan pemulangan para korban secepatnya.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Minggu (10/11/2013), dalam suasana duka, keluarga Kapten CPM Wahyu Ramdan masih terus menunggu perkembangan proses pemulangan jenazah dari lokasi jatuhnya helikopter MI17 TNI AD di Malinau, Kalimantan Utara.

Keluarga menunggu di rumah almarhum Asrama Penerbad Semarang, Jawa Tengah. Rencananya, jenazah Wahyu disemayamkan terlebih dahulu di rumah duka di Semarang. Wahyu meninggalkan seorang istri dan 3 anak.

Suasana duka juga menyelimuti kediaman almarhum Serka Aan Zidam. Puluhan taruna dan pelayat silih berganti datang ke rumah duka. Seharusnya jenazah korban tiba di Semarang pada Minggu sore ini.

Namun hingga Minggu siang, korban jatuhnya helikopter TNI AD ini belum juga tiba di Tarakan. TNI AD berjanji, seluruh korban akan diterbangkan secepatnya setelah evakuasi dan diserahterimakan kepada pihak keluarga.

Panglima Kodam VI Mulawarman juga memastikan helikopter dengan beban logistik seberat 1.800 kilogram itu meledak sehingga badan badan heli pecah lalu jatuh. Lokasi jatuhnya heli berada di jurang terjal sehingga menyulitkan proses evakuasi para korban.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Minggu siang, menerima laporan dari Panglima TNI Moeldoko terkait kecelakaan helikopter MI 17. SBY pun menginstruksikan segera melakukan tindakan, baik bagi korban tewas, selamat maupun keluarganya.

Helikopter MI 17 buatan Rusia tahun 2010 berangkat dari Tarakan pukul 09.10 Wita pada Sabtu 9 November pagi. Helikopter diketahui jatuh di hutan Desa Apauping, Kecamatan Bahau Hulu Malinau, Kalimantan Utara.

Akibatnya 13 orang tewas, yakni 5 awak TNI AD dan 8 warga sipil. Kecelakaan terjadi sesaat sebelum heli mendarat di lokasi pembangunan pos perbatasan Indonesia-Malaysia akibat kerusakan mesin bagian belakang. (Riz/Yus)